Nah, sebagian wajah Asmat dapat disaksikan di Museum Asmat yang terletak tak jauh dari Taman Bunga, Taman Mini Indonesia Indah. Dibuatnya Museum Asmat ini tak lepas dari prakarsa Ibu Tien Soeharto.
Gagasan muncul ketika Bu Tien mendengar begitu banyaknya minat orang asing terhadap Suku Asmat. Lalu, dibuatlah Museum Asmat dengan luas bangunan 6,500 meter pesegi. Museum didesain dengan mengambil contoh model rumah Kiwari, yaitu rumah pemujaan suku Tobati-Enggros di tepi Danau Sentani. Warna khas Asmat yaitu merah, putih, dan hitam.
Di salah satu ruang memang memperlihatkan hasil ukir Suku Asmat yang memang menyimpan keunikan. Rupanya, alam menempa mereka menjadi seniman ukir yang dahsyat. Tiap benda seni yang mereka ciptakan memiliki arti khusus. Ada yang berfungsi sebagai simbol keterkaitan antara yang hidup dan mati.
Melakoni kehidupan yang dekat dengan alam, orang Asmat menggunaka simbol-simbol alam. Simbol arkais seperti buaya, patuh burung enggang, atau kura-kura merupakan media yang membantu mereka menghayangi arti kehidupan bermasyarakat, kehidupan manusia dengan leluhur., juga kehidupan manusia dengan Sang Pencipta. Dengan cara inilah mereka mengaitkan keberadaan diri mereka dengan keberadaan jagat raya.
Spirit kehidupan masyarakat itu dapat disimak di museum, yang untuk memudahkan pengunjung, penataannya dibagi dalam beberapa tema. Dalam tema Manusia dan Lingkungannya, dapat disimak aktivitas masyarakat Asmat. Ada diorama yang menggambarkan orang Asmat mencari sagu. Dengan tata lampu yang menarik, seolah dengan menyaksikan diorama itu, kita masuk ke hutan bersama mereka. Pengunjung pun bisa foto dengan latar belakang diorama ini.
Gambaran suasana dan narasi yang tercantum memperlihatkan masyarakat Asmat sangat dekat dengan alam. Dalam bagian tema Asmat dan Kreativitasnya, diperlihatkan betapa masyarakat Asmat dekat dengan alam. Mereka sangat menghayatinya. Flora dan fauna dipercaya dapat melindungi dan memberi mereka kesejahteraan. Mereka sangat menghormati pohon. Bagi mereka, pohon adalah kehidupan.
Bagi putra-putri Anda yang ingin foto di sana, pihak museum menyediakan pakaian adat. Tinggal menambah aksesoris seperti rumbai-rumbai, ikat di kepala, dan beberapa aksesoris.
Henry
KOMENTAR