Memasuki salah satu ruang istana yang diberi nama Graha Seni Atmaja, pengunjung bisa menyaksikan pajangan benda-benda edukatif. Di bagian sayap kiri, terdapat berbagai macam ragam permainan. Baik di Jawa maupun luar Jawa. Misalnya saja peraga permainan yang di Jawa Tengah dikenal dengan nama dakon. Di ruang ini juga dipajang berbagai alat-alat musik.
Di bagian sayap kanan, pengunjung disuguhi berbagai hiasan wayang. Di sana terdapat berbagai macam wayang kulit, antara lain Wayang Sadat. Ini jenis wayang yang tergolong masih baru. Wayang ini dibuat tahun 1985 oleh Suryadi Warnosuhardjo, guru Matematika asal Klaten, Jawa Tengah. Wayang Sadat menceritakan kisah Wali Sanga dalam menyebarkan agama Islam di Tanah Jawa.
Terdapat pula Wayang Kancil. Wayang ini adalah wayang kulit yang merujuk pada kisah Si Kancil yang kerap didongengkan orangtua pada anak-anaknya. Kisahnya mencakup dongeng binatang dengan tokoh utama Kancil. Di ruang pamer, terlihat tokoh-tokoh wayang ini adalah Kancil, Pak Tani, Burung, Ayam. Dan Pohon.
Masih ada lagi Wayang Dupara, yang tak banyak diketahui masyarakat luas. Wayang ini serupa wayang kulit, namun menceritakan kisah kerajaan-kerajaan di Jawa. Maka itu, dalam Wayang Dupara, tokoh-tokohnya adalah tokoh sejarah yang memang ada. Antara lain Sultan Agung, Jan Pieterszoon Coen. Tentu saja di sana terdapat wayang yang sudah sangat dikenal masyarakat luas seperti Wayang Golek Purwa, Wayang Menak, dan Wayang Kulit.
Di Istana Anak yang menempati area hampir 4 hektar ini, putra-putri Anda bisa menikmati berbagai jenis mainan karena di sana memang tersedia beragam mainan anak. Salah satru favoritnya adalah kereta api yangh mengelilingi seluruh halaman istana. Anak-anak pun bisa belajar mencintai alam sejak dini dengan menikmati air terjun buatan, kolam renang, hutan buatan.
Tak ketinggalan, pengunjung bisa bebas foto dengan latar bagian-bagian istana anak yang berarsitek unik ini. Kalau letih jalan-jalan, Anda bisa istirahat dengan duduk-duduk di tempat yang memang disediakan.
Henry
KOMENTAR