"Awalnya saya kenal dia ketika menyampaikan keinginannya untuk membuat acara pengajian dan ceramah besar karena dia aktif di Majelis Al Fikri, saya sempat bangga karena jarang ada anak muda yang mau peduli dengan acara keagamaan, saya bantu kemudian setelah sukses dan nama Al-Fikri mulai dikenal, banyaklah donatur berdatangan sampai ada donatur dari Hongkong, Singapura, tapi saya lihat dia memang ambisius,"jelas Hans Hasanudin yang pernah dekat dengan Mika.
Ditambahkan oleh Hans, dia cukup bangga dengan perkembangan Yayasan Al-Fikri yang semakin membesar namun perubahan sikap Mika pun menjadi arogan mulai terlihat. "Bahkan ia juga minta dipanggil sebagai Kyai," ucap Hans geleng-geleng.
Tak hanya Hans yang merasa ada yang tidak beres pada ustad ini, Riri (24) salah satu pengajar dan teman Majelis Al Fikri yang sejak awal bersama Ustaz Mika pun menceritakan beberapa pengalaman. "Memang dia tidak memiliki background tapi semua teman-teman memberikan kesempatan bahwa mungkin dengan fokus di bidang keagamaan ia berubah lebih baik, karena memang dulunya dikenal bandel, tapi setelah para siswi juga melapor keadaannya maka saya memang harus bertindak, saya siap dengan risiko apapun agar tidak ada lagi korban berikutnya," kata Riri yang diminta mengundurkan diri dari yayasan.
Lanjut, Riri juga mengungkapkan bahwa walaupun ada beberapa yang menganggapnya sebagai musuh karena kasus ini, ia menganggap tidak mempersalahkan. "Saya hanya ingin membantu adik-adik ini mencari keadilan, tidak ada kepentingan apapun, semoga pengalaman ini menjadi pelajaran bagi semuanya, termasuk Mika," ungkapnya.
Swita
KOMENTAR