"Hampir tiap hari banyak warga melepaskan penat di sini. Bahkan, tiap weekend pasti padat pengunjung. Banyak warga luar kota berkunjung ke sini. Bagi wisatawan yang ingin santai jalan-jalan di sekitar Jam Gadang, bisa berkeliling di sekitar sini dengan naik kereta kuda," tutur Rizal, warga setempat.
Rizal mengungkapkan, banyak wisatawan yang tak melepaskan kesempatan untuk naik ke puncak Jam Gadang yang tingginya 26 meter. Dari puncak, "Akan terlihat panorama Bukittinggi yang begitu elok,"lanjutnya berpromosi.
Jam Gadang yang berarti jam besar itu memiliki riwayat yang begitu panjang. Jam yang dibangun di atas menara ini dibuat semasa penjajahan Belanda di tahun 1926 dengan biaya 3.000 gulden dengan 4 buah jam berdiameter 80 cm di tiap sisinya. "Menurut sejarah, Jam Gadang dibangun sebagai hadiah Ratu Belanda kepada Rook Maker, sekretaris kota saat itu," papar Rizal yang hari itu mencoba berperan sebagai guide. "Sekarang, Jam Gadang menjadi kebanggaan kami," imbuhnya.
Jam Gadang yang juga menunjukkan betapa tingginya teknologi masa itu. dibangun tanpa semen. "Orang-orang di zaman itu sudah hebat, lho. Bayangkan saja, campuran bahan untuk membuatnya adalah kapur, putih telur, dan pasir putih. Hebatnya lagi, sampai sekarang masih berdiri kokoh," papar Rizal bangga.
Jam yang angkanya menggunakan huruf Romawi itu juga mengandung keunikan. "Coba perhatikan angka di jam itu, untuk menuliskan angka 4, biasanya kan IV, tapi di sana tertulis IIII. Saya enggak tahu, apa salah tulis atau memang disengaja agar unik," katanya seraya tergelak.
Kata Rizal, pada atap Jam Gadang sudah mengalami perubahan bentuk. Aslinya berbentuk bulat, di masa Jepang diubah menjadi klenteng. "Lalu, diubah berbentuk rumah ada Minangkabau setelah kita merdeka."
Jam Gadang yang dibuat oleh arsitek bernama Yazid Sutan Gigi Ameh ini didesain pemerintah setempat menjadi obyek wisata andalan. "Dan memang sekarang, tiap wisatawan yang berkunjung ke Bukittinggi, pasti berkunjung ke Jam Gadang."
Rizal memang benar. Bukittinggi memperlihatkan sebagai kota wisata. Banyak wisatawan yang ingin menyaksikan panorama indah alam dan tempat-tempat bersejarah. Di kota ini begitu banyak hotel dibangun, mulai kelas bintang sampai hotel melati. Tinggal wisatawan memilih tempat istirahat sesuai kantong.
Henry
KOMENTAR