Menurut Sammy, produk yang terbuat dari limbah-limbah ini sudah mereka tekuni sejak setahun yang lalu. "Selain di pinggir jalan, kami juga mendapatkan bahan baku dengan sering-sering hunting ke hutan. Biasanya ranting dan kayu kami cari di pinggir-pinggir hutan. Seperti di Bukit Lawang, Brastagi, Sibolangit dan kawasan-kawasan lainnya."
Karya mereka memang unik. Seperti sebuah lampu menyerupai sarang burung yang dibuat dari ranting pohon. "Lampu itu dari potongan kayu halus. Kami rangkai hingga menjadi bulat, seperti sarang burung. Nanti, lampu akan kami letakan ditengah sarangnya. Jadi semua ada sentuhan seninya," uajr pria berdarah Ambon ini.
Semua produknya memang hand made. Selain itu, semua karyanya fungsional, bukan sekadar menjual seni. "Soalnya kadang-kadang apresiasi orang ke barang-barang seni itu kurang. Makanya barang yang kami buat harus ada manfaatnya."
Bahan-bahan yang digunakan, kata Sammy, selain dari kayu juga dari kulit kayu itu sendiri. " Jadi, karya kami ini dipatok dari mulai harga standar juga ada yang harganya hingga jutaan. Mengapa harganya mahal ? Karena mengerjakan produk kami ini tingkat kerumitan dan pengawetan harus lebih teliti dan lama," ujar pria berjiwa seni ini.
Selain lampu sarang burung, Sammy juga memproduksi lampu dari sapu lidi. " Unik kan, dari sapu lidi bisa dijadikan lampu. Kami juga membuat gantungan kunci dari tulang dan batok kelapa," kata alumni ISI ( Institut Seni Indonesia, red ) Yokyakarta ini.
Untuk produk lampu Sammy akan mematok harga mulai dari Rp 150 ribu hingga Rp 700 ribu. Ada juga kursi dan meja lipat mulai dari harga Rp 150 ribu hingga ratusan ribu." tandas pria yang menjabat sebagai designer produk ini. "Kebetulan, saya, kan alumni ISI. Prinsipnya dalam membuat desain, bagaimana memanfaatkan limbah menjadi suatu barang seni pakai yang tentunya mempunyai nilai jual tinggi.
Sammy dan kawan-kawannya ikut PRSU ( Pekan Raya Sumatera Utara, red ) dan sudah membuahkan hasil yang lumayan. Ia mendapat pesanan jam meja erusahaan Pusat Penelitian Kelapa Sawit di Medan sebanyak 100 buah. "Ada juga pengunjung yang mesan meja dan kursi lipat," jelas ujar bapak empat anak ini.
Debbi Safinaz
KOMENTAR