Terlebih sang pelaku, TJ Lane (18) mengenakan kaos bernada provokatif. Lane memasuki ruang sidang dengan memakai kemeja biru muda. Tak lama ia membuka kancingnya untuk menunjukkan kaos putih bertuliskan 'KILLER' yang ditulisnya dengan tinta hitam. Jagad media sosial, seperti Twitter pun dipenuhi dengan kicauan yang bernada heran dengan kelakuan Lane. Beberapa komentar menganggap aksi Lane memuakkan dan tak layak disebut manusia. Ketika di ruang sidang, Lane juga mengacungkan jari tengah pada hadirin, termasuk keluarga korban. Ia melakukannya sambil mengucapkan kata-kata tak pantas.
Di persidangan sebelumnya Lane mengaku bersalah telah menembak mati tiga murid SMU Chardon serta melukai tiga orang lainnya. Saat itu ia membawa pistol kaliber 22 dan sebilah pisau ke dalam kantin dan melepaskan 10 kali tembakan dengan memilih korban secara acak.
Namun, ia justru tak pernah menunjukkan rasa penyesalan selama sidang berlangsung pada Selasa, 19 Maret waktu setempat. Tanpa perasaan Lane terus menyeringai dan tersenyum selama persidangan. Dilansir dari situs daily mail, hakim David Fuhry menjatuhkan Lane hukuman penjara seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat. Jaksa James Flaiz pun mengungkapkan keterkejutannya atas perilaku Lane. Hakim juga menggambarkan aksi penembakan yang dilakukan Lane bagai amukan brutal tanpa ampun. "Seolah ia ingin membuat sensasi di pengadilan untuk dimuat di halaman depan," tambahnya.
Aksi penembakan brutal secara random yang dilakukan Lane setahun lalu telah menewaskan Daniel Parmertor, Russell King Jr, dan Demterius Hewlin serta melukai tiga siswa lainnya. Di antara tiga korban lain yang terluka serius, salah satunya adalah Nick Walczak yang kini duduk di kursi roda. Sesaat setelah ditangkap oleh polisi, Lane sempat berujar bahwa dirinya telah menembak orang. Kemudian ketika ditanya alasannya, ia menjawab tak tahu. "Dia harus dipenjara selama sisa hidupnya," ujar Domenick Iammarino, kakek dari Daniel Parmertor menjelang vonis. "Kau beruntung ada banyak polisi di ruangan ini," celetuk ibu dari siswa lumpuh Nick Walczak. Ibu Danny Parmertor bahkan mengungkapkan di pengadilan betapa ia telah menghabiskan harinya dengan kesakitan dan air mata sejak anaknya tewas tertembak. "Kau tidak layak disebut manusia, Anda lemah, menyedihkan, pengecut, keji," cecarnya pada Lane.
Pengacara Lane, Ian Friedman berujar Lane tidak ingin tim pembelanya mengajukan saksi, keterangan atau bukti lainnya untuk mengurangi hukumannya. Namun, ia berencana mengajukan banding. Adik Lane yang bernama Sadie, merilis pernyataan setelah vonis dijatuhkan. Ia mengucapkan belasungkawa kepada keluarga para korban dan mengungkapkan bahwa keluarganya sendiri terus berjuang pasca tragedi tersebut. "Mungkin sulit bagi mereka untuk mengerti, tapi aku cinta adikku, dan berharap bahwa di mana pun kehidupan membawanya di masa depan ia dapat menyentuh hidup orang lain dengan cara positif dari sudut pandang yang ia punya," katanya. Mengatasi sikap mengejutkan saudaranya selama di persidangan kemarin, Sadie mengatakan "Saya tak mengenal sosok barusan. Bukan seperti adik yang saya kenal."
Sosok Lane di sekolah digambarkan para murid sebagai anak buangan yang sering jadi korban bullying. Seorang murid menceritakan beberapa hari sebelum penembakan, Lane sempat menulis di akun Twitternya bahwa ia akan membawa senjata ke sekolah. Sayang, tak ada yang menggubris pernyataan tersebut. Di laman Facebooknya, Lane juga pernah menuliskan ekspresi rasa kesepian dan kemarahan yang terpendam.
Ade Ryani
KOMENTAR