Memutar kembali ingatan ke malam kejadian Minggu (10/3) lalu, Vira tak pernah menyangka akan terkapar di RS Fatmawati seperti saat ini. "Waktu itu jam 2 pagi aku mau pulang dari KFC sehabis makan-makan. Kami pulang berlima dengan 3 sepeda motor," ujarnya.
Saat melintas di jalan Cideng, Jakarta Vira dan teman-teman sempat melintasi arena balap liar. "Aku sempat takur, tapi kita jalan biasa saja," ujarnya.
Sesaat kemudian, salah satu teman Vira mengatakan akan mengisi bensin. Mereka pun merapat di sebuah SPBU di jalan Cideng Timur, Jakarta Pusat. Setelah mengisi bahan bakar, Vira dan teman-teman berniat lanjut pulang ke rumah.
Belum berapa lama berjalan ada sebuah mobil Avanza warna hitam melaju dari arah belakang. "Sepertinya mengejar anak-anak motor itu. Soalnya anak-anak bersepeda motor itu pada bubar," ujar Vira.
Karena kondisi sangat ramai dan kacau, mobil tersebut terjebak diantara bubarnya anak motor dan sebuah bus yang parkir di jalan. Terhenti, salah satu penumpang yang duduk di sebelah supir turun dan mengeluarkan senjata api. Kejadian begitu cepat, Vira hanya melihat pria yang agak gemuk, berambut tidak cepak dan berjaket hitam itu menembakkan senjata. Dor!
Tak merasa berkaitan dengan dirinya, Vira dan teman-temannya melanjutkan perjalanan pulang. Tak berapa lama, seorang teman Vira yang berada di belakang sepeda motor yang ditumpangi Vira memberitahu jika kakinya berdarah. "Pas dilihat, baru terasa sakitnya. Tak jelas apakah panas atau tidak tapi yang jelas nyut nyutan," ungkapnya.
Setelah pontang-panting dari pukul 02.00 WIB hingga 05.00 WIB mencari rumah sakit yang mau mengobati kakinya, Vira akhirnya berakhir di RS Fatmawati. Namun Vira baru dioperasi pada hari Senin 11 Maret 2013, kira-kira 24 jam setelah dirinya tertembak. Vira masuk ruang operasi pukul 20.00 WIB dan baru keluar kamar operasi pukul 04.00 WIB.
"Setelah hari kelima aku merasa takut. Takut enggak bisa jalan. Sekarang rasanya kebas dan kesemutan. Padahal hari ini harusnya sudah bisa pulang. Apalagi saya harus UTS. Kata temen-temen enggak boleh menyusul," ujar Vira yang tampak masgul.
Ya, siswi malang ini harus menerima kenyataan pahit. Kakinya terluka akibat peluru nyasar yang disinyalir dimuntahkan petugas polisi untuk membubarkan sekelompok pemuda yang sedang asyik balap liar di kawasan Cideng, Jakarta Pusat.
Laili
KOMENTAR