Satu hal yang dikenang keluarga terkait laporan tersebut, sebelum mendapat surat laporan Vira sempat dipandang aneh oleh petugas RS Fatmawati dan dokter. "Mereka sempat melempar pandangan aneh dan anak saya dipandang seperti penjahat. Mungkin mereka heran karena ada peluru bersarang di kaki Vira," ungkap Endang.
Setelah ada polisi yang datang, perawat dan dokter berangsur memperlakukan Vira seperti biasa lagi. "Saya kasih lihat BAP nya lalu mereka mengerti," timpal Istiadi.
Asumsi Istiadi dan Endang tak berlebihan, karena saat akan mengoperasi Vira, pihak rumah sakit juga menunggu surat laporan kepolisian dari keluarga. "Saya pikir saat keluar melapor, Vira sudah dikerjakan (dioperasi, Red.). Ternyata kok belum. Setelah saya berikan surat laporannya, Vira langsung masuk ruang operasi," ungkap Istiadi lagi.
Kini setelah operasi berlangsung 2 hari lalu, Vira istirahat total. "Mudah-mudahan sesuai perkiraan dokter, tulang Vira akan kembali," ujar Endang.
Hingga saat ini, keluarga berharap polisi mencari pelaku dan penyebab ada peluru yang menyasar ke kaki kiri Vira. Keluarga juga mempertanyakan kejadian yang terjadi di dekat polsek dengan sebuah mobil patroli yang ada di situ, namun apakah polisi tahu kejadian tertembaknya Vira.
"Kalau memang orang sipil, tolong ditertibkan. Tapi kalau petugas, mungkin ada penjelasan kenapa mengeluarkan tembakan padahal mereka tidak terancam," ungkap Istiadi yang sudah sempat melihat posisi anaknya ketika tertembak Minggu (10/3) malam tersebut.
Saat melakukan olah TKP sendiri, Istiadi mengaku tak menemukan lubang bekas tembakan di aspal seperti seharusnya jika ada tembakan yang rekoset."Mungkin karena kondisi jalan sedang ramai kendaraan, jadi tidakketemu," ungkap Istiadi.
Laili
KOMENTAR