Makin larut Fahri belum juga ditemukan, kegelisahan keluarga Misnawi makin menjadi. Bahkan yang mencari bukan dirinya saja tapi mengerahkan seluruh tetangga sekitarnya. Mereka yang membantu mencari tidak hanya sebatas di kampungnya saja tapi sampai ke kampung-kampung yang lain. "Meski dia tidak pernah main jauh-jauh, tapi siapa tahu namanya juga anak-anak," kata Misnawi yang saat itu masih belum memiliki firasat buruk pada anaknya.
Suasana batin Misnawi dan keluarganya semakin tak karuan ketika dini hari anak bungusnya tersebut belum juga diketahui keberadaannya. "Apalagi istri saya, semalaman berjalan menyususri sungai. Khawatir jangan-jangan Fahri kecebur di sana," cerita Misnawi.
Karena keesokannya belum diketemukan, dia lalau melaporkan polisi. Tak hanya itu, para kerabat dan tetangga juga membantu mencarikan paranormal untuk mengetahui di mana kebaradaan si bocah lucu tersebut. "kalau dihitung sudahada sekitar 60 orang pintar yang kami minta bantuan," imbuh bapak emat orang anak yang sehari-hari bekerja di perusahaan pengepul besi tua tersebut.
Misnawi tak bisa menceritakan bagaimana penderitaannya selama anaknya tersebut tidak diketemukan. Selama itu dia nyaris tak pernah menyentuh makanan dan minuman. Yang ada di depan pelupuk matanya adalah bayangan anak bungsunya tersebut.
"Misnawi, kamu yang sabar dan tenang, tidak usah keburu emosi, saya mendapat kabar dari keluarganya Solihin bahwa Fahri tidak perlu dicari lagi soalnya sudah tewas dibunuh oleh Solihin. "Mendengar kabar itu rasanya bumi ini mau runtuh," imbuh lelaki asal Sampang, Madura tersebut. Solihin sendiri sebelum melarikan diri sempat menyampikan pesan kepada kerabatnya bahwa jasad Fahri ada di sebelah rumahnya.
Seketika itu juga, orang-orang langsung masuk ke rumah Solihin yang hanya berjarak 20 meter di depan rumahnya. Saat warga mendobrak rumahnya Solihin, rumah tersebut sudah dalam keadaan kosong, karena beberapa jam sebelumnya kerabat Solihin sudah pergi dulu.
Begitu memasuki rumah, batu tak sedap mulai menyengat, dan setelah diurut ternyata mengarah ke lorong yang ada disebelah rumah. Begitu warga mencari arah sumber bau tersebut lalau mengarah pada sebuah pemandangan yang membuat bulu kudu merinding. Disana lorong sempit di sebelah rumah Solihin tersebut tubuh Fahri ditemukan dalam keadaan terlentang dibawah dalam keadaan tak bernyawa lagi. Yang membuat syok yang melihatnya, tubuh bocah tak berdosa dikuas dengan semen sehingga seluruh permukaan kulitnya tidak tampak. "Saya tak tega melihatntya, anak itu maunya dicor tapi tidak ditanam di tanah, cuma dibiarkan tergeletak begitu saja," kata Syafii paman korban.
Gandhi Wasono
Bersambung
KOMENTAR