Tanpa dikomando, warga pun membawa bocah malang itu ke RS Rantau Parapat. Namun karena kondisi Helena sangat memprihatinkan, pihak perusahaan tempat Roy bekarka, memindahkan Helena ke RS Prof dr. Boloni, Medan. "Saat dibawa ke sini, Helena dalam kondisi koma. Bibir, perut, dan kakinya banyak bekas luka. Sepertinya luka karena sudutan api rokok. Tangannya juga patah," kata Ikro Yanti Harahap, direktur RS Prof dr. Boloni.
Yang lebih memiriskan, lanjut Ikro, setelah dokter memeriksa lebih seksama, kemaluan Helena juga tampak luka. Bahkan, lanjut Ikro, Helena terpaksa menajani pembedahan di kepala karena ada luka dan darah beku di kepala. "Kemungkinan luka itu karena ada benturan yang hebat," tandas Ikro yang menjelaskan pasca operasi Helena sudah bisa diajak bicara. "Walaupun kondisinya masih lemah."
Anehnya, ketika Helena dibawa ke RS, tiba-tiba NI kabur.Warga pun bertanya-tanya dan belakangan baru terjawab, kondisi Helena ini karena perbuatan sang bibi yang hampir tiap hari menyiksanya.
Helena Giawa adalah anak yatim. Ayahnya, A Giawa meninggal Agustus lalu. Sementara ibunya, SN terpaksa menitipkan putrinya ke adik iparnya yang juga paman Helena karena SN akan menikah lagi. Lalu apa motif NI menyiksa keponakan sendiri? Ini menjadi PR bagi polisi untuk segera menangkap NI.
Debbi Safinaz
KOMENTAR