Dugaan keterlibatan Kompol Rus, mantan atasan Yoga, bersumber dari pengakuan Mdz (32). Katanya, ia diminta Rus untuk menghabisi Yoga. Kompol Rus yang berdinas di Pengamanan Obyek Vital (Pam Obvit) Polda Jatim ini, Selasa (21/1) akhirnya dipertemukan dengan Mdz.
Di situlah, kata pengacara Mdz, Rohman Hakim, SH, semuanya tersibak. "Dengan gamblang Mdz menjelaskan peran Rus dalam aksi pembunuhan itu." Terungkap juga, pembunuhan itu dilatarbelakangi cinta segitiga antara Rus, Wati, dan Yoga. Awalnya, kata Rohman, mengungkapkan, Mdz semula diberi perintah untuk memisahkan Wati dengan Yoga lewat jalan supranatural, mengingat Mdz juga dikenal sebagai paranormal.
"Tolong pisahkan Wati dengan Yoga. Setelah pisah, tolong beri jampi-jampi agar Wati makin cinta sama saya," papar Mdz menirukan permintaan Rus. Sebagai imbalannya, ia diberi uang jasa Rp 5 juta.
Sebulan berlalu, masih menurut penuturan Rohman, Rus kembali menghubungi Mdz karena ternyata Wati masih tetap berhubungan dengan Yoga. "Kamu, kan, sudah saya beri Rp 5 juta, kok, tidak berhasil? Ya sudah, kamu bunuh saja dia!" perintah Rus seperti yang diutarakan Mdz.
"Baik, Pak, kalau begitu nanti saya carikan pembunuh bayaran saja," jawab Mdz yang kemudian menghubungi Mat Bungkus untuk menjadi eksekutor atas Yoga dengan imbalan Rp 15 juta.
Jampi-jampi
Apa mau dikata, sebelum beraksi Mat Bungkus meninggal dunia. Di sisi lain, Rus sudah tak sabar ingin menguasai Wati. Alhasil, Mdz yang ditugasi mengeksekusi Yoga dengan tambahan uang jasa Rp 10 juta. Dalam aksinya, ia mengajak San sebagai joki motor. Mdz yang mengaku sebagai pembunuh bayaran bernyali besar, mendatangi kantor dan rumah Yoga, tapi tak bertemu.
Malamnya, sekitar pukul 19.00, ia lalu memasang siasat untuk "memancing" Yoga. Lewat ponsel. Mdz minta Yoga menemuinya di perempatan Jl. Legundi, dekat kantor polsek tempat Yoga bertugas. Tanpa prasangka buruk, Yoga yang masih mengenakan pakaian dinas berangkat mengendarai motor dan menemui Mdz.
Tanpa buang waktu, begitu Yoga muncul, Mdz mengambil pisau dari balik bajunya dan langsung menusukkannya ke dada Yoga. Namun Yoga tak kalah sigap, tangan kiri Mdz ditepisnya. Pertarungan itu berakhir dengan jatuhnya Yoga akibat tusukan pisau Mdz di leher kanan Yoga. "Sebelum melarikan diri dengan motor yang dikendarai San, Yoga sempat memukul saya pakai helm hingga tas punggung saya yang berisi plat nomor asli motor yang kami kendarai jatuh," urai Mdz.
Seusai mengeksekusi, Mdz kabur bersama San menuju Surabaya. Di perjalanan, katanya, Rus sempat menghubungi Mdz dan menanyakan hasil kerjanya. "Setelah tahu aksi saya sukses, saya diminta menemui Rus di Kedungdoro dan dikasih Rp 10 juta lagi."
Selang seminggu, Mdz mengaku dihantui penyesalan. Keinginannya menyerahkan diri, diutarakannya kepada Rus saat mereka bertemu lagi di depan sebuah supermarket di Jl. Margorejo. "Tapi justru Pak Rus minta saya segera melarikan diri dan tak boleh menyerahkan diri," ujar Rohman.
Menanggapi pengakuan Mdz, kuasa hukum Rus, Abdul Salam, SH, tak mau berkomentar sesuai permintaan keluarga Rus, "Nanti saja pada saatnya kami akan bicara," ujar Abdul Salam.
Gandhi Wasono M. / bersambung
KOMENTAR