"Sebelum melakukan penjemputan, saya menghubungi dokter yang merawat dia sejak tahun 2009. Ternyata kata dokter dia sudah tidak minum obat selama 4 bulan terakhir. Saya tanya kalau tidak minum kenapa?. Katanya dia akan mengalami impulsif, sikap dimana dia merasa selalu benar. Dan dia melakukan tindakan yang di luar dugaan. Apakah saya sebagai orangtua membiarkan keadaan itu, tentu tidak," beber Rianti saat ditemui tabloidnova.com di kediamannya, Lembang 62, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (8/8).
Mendengar keterangan dokter, Rianti pun akhirnya melakukan sesuatu agar sang Marshanda mau meminum obat seperti biasanya. "Saya jemput dia di apartemen dengan susah payah. Akhirnya saya menemui dia. Dan pada saat itu, Chacha perlu perawatan."
Ditegaskan sang ibu, saat itu ia tak melihat adanya perlawanan dari Chacha. Ini sebagai bukti bahwa Chacha tak menolak diberi obat seperti yang rutin dilakukannya.
"Dia tidak ada perlawanan sama sekali. Dia cuma bilang mau telepon pengacaranya. Akhirnya dia turun ke bawah, sama sekali tidak pingsan, tidak lemas. Dan sampai di rumah sakit dia diantar asisten dan manajernya naik tangga," cerita Rianti.
Menurut Rianti, selama di rumah sakit, ia selalu memperhatikan Marshanda. Rianti acap kali membawakan makanan kesukaan Marshanda dan memakannya bersama. Bahkan, saat pulang, Chacha pun mencium dan memeluknya dengan erat. Rianti semakin bingung ketika semuanya berbalik fitnah kepadanya.
"Dia peluk dan cium saya, dia bilang Chacha masih boleh pulang kan? Baik-baik semua. Saya syok banget ketika melihat beritanya keesokan harinya," ucap Rianti bingung.
Icha/Tabloidnova.com
KOMENTAR