"Sekarang kalau anak-anak itu lihat kalender di asrama atau sekolah yang ada foto M, langsung marah-marah sendiri," ujarnya pilu.
Selain itu, anak-anak ini juga mengalami penurunan nilai di sekolah dan kerap melamun. Hans merasa sedih melihat kondisi mereka yang bergitu memprihatinkan.
"Sempat setelah kejadian, mereka dibawa ke psikolog di RSCM. Bahkan psikolognya bilang, kalau nanti proses pengadilan mulai dia ingin dijadikan saksi ahli untuk di persidangan. Cuma sayangnya, kami tidak bisa mendapatkan detail hasilnya," ungkap Hans kepada tabloidnova.com.
Melihat kondisi korban, Hans berharap ustad M segera ditahan hingga proses pengadilan dimulai. Ayah angkat korban juga berharap ust. M dihipnotis sebagaimana dia menghipnotis anak-anak itu. Diakui Hans, sikap arogan M yang tidak mau meminta maaf telah sangat menyakiti hati masyarakat membuatnya menjadi berlaku tegas terhadap si guru cabul.
"Sebenarnya kami hanya ingin dia meminta maaf ke keluarga dan mohon ampun ke Allah. Cuma dia tidak mau," ungkapnya menyesalkan sikap M.
Bebasnya ust.M ini dinilai ganjil karena tidak ada indikasi yang membuat M layak mendapatkan penangguhan. Apalagi setelah 3 bulan proses berjalan, M masih bebas berkeliaran kendati tak berani menapakkan kaki kembali ke yayasan maupun lingkungan pesantren. "Masyarakat sekarang sudah menolak dan ingin menghukum M," tandas Hans.
Laili
KOMENTAR