Semula saya mengira ini bangunan pusat perdagangan atau sebuah gedung perkantoran. Maklum, letaknya di pinggir jalan Cilegon Serang yang di kanan kiri menjadi tempat perdagangan. Ternyata bukan hanya bangunan fisik saja yang tak terkesan seperti rumah tahanan alias rutan. Begitu masuk, pelayanan untuk pengunjung seperti sebuah bank.
Pembesuk pertama kali masuk mengambil nomor urut di mesin yang khusus dipesan untuk pelayanan online tersebut. Setelah itu mengisi formulir. Beberapa form yang harus diisi adalah identitas pengunjung dan nama nara pidana yang akan dikunjungi.
"Jika ada pengunjung yang tidak bisa menulis, ada petugas yang siap membantu," kata Very Johannes, Kepala Rutan Serang, Banten. Petugas yang dimaksud adalah warga binaan alias penghuni rutan yang sudah melalui proses asimilasi alias akan segera bebas.
Pengunjung tak perlu resah kapan ia akan dipanggil. Cukup duduk manis di ruang berAC. Ada alat yang akan berkedip-kedip menunjukkan nomor urut pelayanan. Jadi dengan melihat alat itu, sudah tahu kira-kira ia sudah berada di antrean berapa. "Setelah tiba nomor antrean, maka pengunjung bisa langsung dilayani."
Formulir itu di-entry dan dicocokan dengan data pengghuni yang akan dikunjungi. Setelah selesai, baru pengunjung diberi kertas yang berisi data-data penghuni yang akan dikunjungi. Data itu yang menjadi "pas" di pintu masuk Rutan Serang.
Setelah sampai di dalam, pengunjung tinggal menunjukan formulir dan petugas akan memanggil penghuni. Selain nama juga disebutkan blok kamarnya. "Karena semua data sudah terintregrasi, maka semua lebih gampang dilakukan," tambah Very yang mengaku layanan berbasis IT ini memang menjadi program unggulan di Kemntrian Hukum dan HAM dan telah diwujudkan di Rutan Serang.
Tak hanya itu, usai membesuk, pengunjung juga diharapkan memasukkan kartu di kotak untuk mengetahui tingkat kepuasan. "Sebagian besar pengunjung memasukkan kartu dan hasilnya mereka puas dengan layanan kami. Memang persentasenya tidak sama setiap bulannya," jelas Very kepada tabloidnova.com.
Tak hanya pelayanan untuk pengunjung, pelayanan untuk para penghuni rutan juga diperhatikan. "Beras yang dimakan warga di sini, harus setara dengan yang dimakan kepala rutan. Nasi dan sayur yang dihidangkan juga harus hangat," jelas Very yang terpaksa mengajari trik memasak petugas dapur rutan agar para tahanan bisa makan sayur dan nasi dalam kondisi masih hangat.
Krisna
KOMENTAR