"Saya mohon maaf, terus terang saya refleks saat menembakkan pistol itu. Saya tidak tahu siapa dia. Saya juga tidak sengaja melakukan itu," kata Dedi, Rabu (31/10/2012).
Lalu siapa sebenarnya Dedi, sehingga berani melawan perampok yang ukurannya lebih tinggi darinya, dan menggunakan senjata api. Dedi, baru saja bekerja di Indomaret sejak 21 September 2011 lalu. Lelaki tersebut, memang telah akrab dengan dunia silat yang membuatnya berani melawan perampok.
Sejak duduk di bangku SD kelas enam, Dedi telah berlatih silat di Setia Hati Nganjuk, hingga menyelesaikan pendidikan SMA. Sejak aktif di perguruan silat, Dedi memang dikenal bocah nakal. Dia sering berkelahi dengan teman sejawatnya walau hanya masalah sepele.
"Kalau dulu sering berkelahi, seperti masalah sepak bola, dan masalah kecil lainnya. Tapi sekarang sudah tidak pernah lagi," kata Dedi.
Menurut Dedi, malam itu sekitar pukul 22.45 WIB, perampok itu masuk ke Indomaret. Dedi sempat berbicara dengan perampok tersebut. "Saya sempat bertanya mau kemana? Tapi dia langsung menodongkan pistol. Saya bilang, kalau di sini banyak polisi, tapi dia katakan tidak takut," kata Dedi.
Kepala Dedi langsung ditodong dengan pistol. Saat ditodong, Dedi dalam kondisi jongkok, namun tangan Dedi langsung refleks, dan berhasil merebut pistol tersebut. Dalam kondisi jongkok, perampok menendang Dedi berkali-kali hingga terjatuh, dan akhirnya pistol itu meletus dan mengenai kepala perampok hingga tewas. "Terus terang saya trauma dengan kejadian itu. Saya tidak tahu siapa dia, dan saya juga tidak tahu jika pistol itu akhirnya meletus," jelas Dedi.
Sementara kuasa hukum Dedi, M Sholeh, meminta kepada kepolisian dan pihak TNI untuk memberikan jaminan keselamatan terhadap Dedi. "Saya khawatir jika terjadi sesuatu dengan Dedi, publik akan beranggapan jika pelakunya adalah pihak TNI. Karena itu, sebelum semua itu terjadi, pihak TNI harus memberikan jaminan keamanan," kata Sholeh.
Surya
KOMENTAR