Sebagai orangtua, Haryadi merasa sudah memasukan anaknya ke sekolah terbaik. "Setahu saya, di sana (SMK Mahardika) belum pernah ada tawuran karena sekolah itu sekolah Islam. Jadi ada pelajaran agamanya tiap hari." Namun apa daya, anaknya malah menjadi korban penyerangan dari sekolah lain.
Atas kejadian yang menimpa anaknya, Haryadi mengaku tidak ingin menyimpan dendam. Ia juga menyerahkan sepenuhnya kasus tersebut pada pihak yang berwenang. "Saya merasa sedih sekali karena anak saya yang jadi korban. Tapi, saya serahkan urusannya ke polisi."
Meski begitu, ia berharap agar pihak kepolisian segera menangkap pelaku yang mencelakai anaknya dan memberikan hukuman setimpal. "Tindakan mereka bisa mengakibatkan seseorang tewas. Itu semua sudah ada undang-undangnya, jadi biar diatur sama polisi saja akan dikenakan pasal berapa," pungkasnya.
Renty Hutahaean
KOMENTAR