"Senin (24/9) siswa siswi SMA 6 adalah hari terakhir UAL (ulangan terakhir awal semester gasal). Jadi siswa siswi dipulangkan sekitar pukul 11.30 WIB
Sekitar sepuluh menit setelah bel pulang, pihak manajemen sekolah mendapat laporan kalau beberapa siswa SMA 70 bergerak ke arah perempatan gulai tikungan atau jalan bulungan ke arah jalan Mahakam. Mereka dikabarkan akan menyerang SMA 6 .
Dan, tak berapa lama, mereka benar-benar menyerang siswa SMA 6 yang akan pulang, dari arah Bulungan dengan membawa bambu, clurit dan alat penyengat listrik."Guru-guru, TU dan satpam SMA 6 sempat berusaha melerai. Lalu kepala sekolah pun menghubungi polsek Kebayoran Baru," terangnya.
Sayangnya, salah seorang siswa (alm. Alawy Y Putra) terkena sabetan clurit hingga mengalami luka lumayan parah di dada. Pihak SMA 6 kemudian melarikan Alawy ke rumah sakit, namun ia meninggal dalam perjalanan menuju RS Muhammadiyah Taman Puring, Kebayoran Baru.
LAPOR POLISI
"Kami telah berusaha semaksimal mungkin, mulai dari mendampingi korban dari awal ke rumah sakit, sampai mengantar jenasah ke rumah duka hari ini (25/9) sekitar pukul 10.00 WIB. Guru juga sudah melapor ke polsek (Kebayoran Baru) dan Polres (Jakarta Selatan) dan memohon untuk mengusut dengan tuntas sesuai perundang-undangan," ungkap Dra. Kadarwati Mardiutama, M Si, kepala sekolah SMA 6 Jakarta.
Tak lupa, Kadar mengingatkan kejadian bullying yang pernah berlaku di SMA 6 pada masa silam sehingga menyesalkan hal serupa terjadi lagi.
"Kami akan meminta para siswa untuk manandatangani surat perjanjian (1,2 dan terakhir), memberi mereka kartu jaminan dan menyarankan mereka diantar jemput orang tua pada saat berangkat dan pulang sekolah. Jika tidak mengindahkan, maka sebaiknya mereka dikembalikan kepada orang tua," tegasnya.
Laili
KOMENTAR