"Sampai saat ini sejak 1,8 tahun lalu kami tetap menjual peaganan dan serba bika ini di rumah. Kami juga memproduksi di dapur sendiri. Beberapa bulan belakangan ini kami memilki outlet atau booth di di dekat Kompleks perumahan dekat rumah," ujar Muhammad Bayu Andika (22) pemilik Rumah Ubi Dinarmas saat ditemui di rumah yang merangkap tempat usaha di Jl Karya Kasih, Medan.
Menurut Bayu, ide membuat penganan serba ubi ini diawali dari bapaknya yang doyan ici-icip makan ubi atau singkong di Kawasan Deli Serdang (Sumatera Utara). Di kawasan itu memang banyak tumbuh singkong yang rasanya enak dan lembut. "Bapak saya bilang, ubi yang dimakannya itu di namakan ubi roti. Rasanya selain selangit juga terasa lembut," ujarnya.
Karena menemukan rasa singkong yang pas. akhirnya pria yang pernah kuliah di Jakarta ini bersama ibunya mulai bereksperimen membuat penganan dan bika serba singkong. "Awalnya, saya membuat singkong yang diberi ramuan bumbu dan saya kemas dalam plastik dengan berat sekitar ¼ kg. Pembeli tinggal goreng di rumah. Dan lagi produk singkong dalam kemasan ini yang jadi produk paling awal dan sekarang jadi produk unggulan. Namanya ubi (singkong) roti siap goreng," jelas Bayu tersipu.
Ternyata responnya cukup bagus. "Kami juga memperkenalkan penganan singkong ini dari mulut ke mulut." Dari hari ke hari usaha Bayu menujukkan prospek yang cerah. Lalu, Bayu bikin kroket ubi siap goreng. Lalu, disusul dengan bika. "Bika ini juga dibikin dengan lima rasa yang berbeda-beda. Ada bika ubi (singkong) rasa original, bika ubi rasa pisang, bika ubi rasa keju dna lain-lain."
"Khusus bika singkong ini kami baru mulai januari lalu. Keunggulan produk kami selain enak, lembut juga gurih dan renyah serta garing diluar tapi lembut di dalam. Apalagi zaman sekarang jarang sekali kita dapat singkong yang benar-benar enak. Rasa ubi ini juga unik karena punya ciri khas tersendiri."
"Sampai sekarang tiap produk sudah memiliki pelanggan masing-masing. Ada yang suka singkong saja, ada juga yang doyan kroket begitu juga yang demen dengan serba bika. Setiap hari terus meningkat," ujar Bayu tersenyum .
Diakui pria yang bersahaja ini, produk olahan mereka ditujukan untuk kalangan menengah ke atas. "Kalau untuk kalangan bawah justru produk kami diremehkan. Misalnya, bagi orang yang sehari-hari suka makan singkong, produk kami ini tidak disentuh mereka. Tapi, bagi kalangan atas, produk ini merupakan sesuatu yang baru," ujar Bayu menjelaskan mereka sudah ikut Pam eran di Ramadhan Fair, Pameran yang diadakan Badan Ketahanan Pangan di Lapangan Merdeka Medan dan Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU).
Untuk singkong roti dibanderol Rp 7 ribu/bungkus dengan ketahanan 1,5 - 2 bulan, bika singkong rasa original dipatok Rp 16 ribu/kotak dengan ketahanan 2-3 hari, bika singkong rasa pisang dibanderol Rp 18 ribu/ kotak dengan ketahanan 2-3 hari, kroket ubi bila dimasukkan dalam preezer ketahanannya bisa mencapai 2 minggu karena ada sayur-sayuran di dalamnya dan dibanderol Rp 15 ribu/bungkus.
Ada lagi bika singkong rasa keju dibanderol Rp 20 ribu/kotak, bika singkong rasa keju coklat dan coklat tape dipatok Rp 20 ribu/bungkus. "Awalnya, perlu waktu juga untuk bereksperimen bikin penganan serba singkong ini. Butuh waktu 2-3 bulan untuk bereksperimen. Kadang, konsumen yang suka kasih saran pada kami apakah rasanya keasinan, kemanisan atau kurang bumbu. Lambat laun rasanya sekarang sudah standar," ujar Bayu menjelaskan mereka juga menjual serba singkong ini melalui Online dan DO (Delivery Service, red)," misalnya, kalau ada yang mau pesan kami siap mengantar cuma jika pesan lewat DO akan dikenahi ongkirnya (ongkir kirim,red) saja."
Menurut Bayu, sehari-hari singkong roti siap goreng ini bisa laku 30 bungkus, bika ubi rasa original sebanyak 35 kotak, begitu pula rasa yang lainnya, untuk kroket ubi sama dengan singkong roti siap goreng. "Yang paling dicari orang justru untuk oleh-oleh. Apalagi, jika liburan sekolah dan Lebaran orang banyak yang pulang kampung dan membeli penganan ini sebagai oleh-oleh.Orang banyak bilang rasnaya unik dan tak eneq," aku Bayu sumringah.
Singkong-singkong ini dibeli Bayu di pasar dan dia juga sudah punya pelanggan dengan para petani di Medan Johor dan Deli Serdang. "Saya memiliki empat orang karyawan untuk dapur dan 2 orang di out let." Pria yang punya prinsip harus berani tapi tak boleh nekad ini juga sudah memiliki pelanggan dari Indonesia hingga Malaysia, Newzealand, Selandia baru dan Singapura ini gara-gara singkong.
Debbi Safinaz
KOMENTAR