Sukses menghidupkan karakter Wendy dalam sinetron ABG Jadi Manten, turut mengangkat nama pria kelahiran Jakarta 6 Desember 1985 ini. Ia sendiri mengakui tak pernah menyangka akan terjun ke dalam dunia akting, sesuatu yang tak pernah dikenalnya ketika asyik menekuni dunia balap motor bertahun silam.
Namun, siapa sangka Hardi tertarik memacu adrenalinnya di bidang yang baru. Melebur dalam peran sebagai orang lain ketika dituntut berakting dalam sebuah cerita. Seperti ketika didapuk sebagai Wendy, remaja pria yang kemayu, manja, dan cengeng. "Tidak ada yang tahu nasib kita akan seperti apa dan bagaimana. Ternyata aku merasa nyaman dan menemukan tantangan adrenalin yang lain selain dari dunia balap motor," ungkapnya saat dijumpai di sela-sela syuting sinetron ABG Jadi Manten, di kawasan Cibubur, Jakarta Timur.
Iming-iming Model
Sebelum berkecimpung di dunia seni peran, Hardi memang telah menyukai balap motor sejak belia. Saat SD kelas 1, Hardi kecil sudah dibelikan motor trail 50 CC. Di ulang tahunnya pun, ia dihadiahi mobil-mobilan menggunakan aki yang tetap menjadi koleksi mainannya hingga kini. Kemudian di bangku SMP namanya telah dikenal sebagai pembalap nasional. Berbagai lomba telah ia ikuti baik di tingkat nasional hingga internasional. Hardi merasa menemukan passion balapnya terlebih saat berhasil meraih gelar runner up 2 Tax Pemula dan 4 Tax Pemula pada tahun 2001.
Keseriusan Hardi menekuni dunia balap memang mengikuti jejak kakaknya yang juga pembalap nasional. "Setelah semakin dikenal, saya juga menjadi duta produk kendaraan bermotor dan melakukan promo di luar negeri. Dulu kalau pergi balap tinggal bawa badan saja," tuturnya lugas.
Hingga suatu hari, saat berada di sebuah mal di kawasan Jakarta Selatan, Hardi didatangi seseorang yang memintanya jadi model sebuah Departemen Store. "Waktu itu, saya diajak kenalan dan diundang untuk melakukan sesi tes foto. Iming-imingnya, foto aja dulu, dua hari uangnya keluar. Karena harus kembali ke luar negeri, saya bilang, nanti saja setelah pulang dari sana. Ternyata benar, begitu pulang saya dihubungi untuk job tersebut. Saya dapat pengarahan sebentar, difoto, selesai. Kerjanya hanya beberapa hari dan tak lama terima honor," jelasnya.
Sejak itu, Hardi tergoda menikmati profesi barunya sebagai model pakaian pria untuk Departemen Store tersebut. Meskipun mengaku belajar secara otodidak ketika harus difoto dengan berbagai gaya, Hardi merasa nyaman. Terlebih, menurut cerita, "Uangnya cepat keluar (dibayar) dan (jumlahnya) lumayan besar juga. Nah, dari situ saya pikir kalau jadi model enak juga. Selain tampang ada di katalog, kerjanya enggak ribet, enggak terlalu berisiko."
Menemukan kenyamanan baru, Hardi pun mulai berpaling dari dunia balap. Terlebih dirinya pernah mengalami kecelakaan cukup parah, "Tulang saya pernah keluar, jadi selaput tulang rusuk robek. Engsel kaki juga pernah bergeser. Karena itu saya merasa mungkin ini jalan hidup yang lain," ujar putra dari pasangan Noviar dan Susi ini.
Selain mulai berkiprah sebagai model, Hardi juga mendapat tawaran bermain dalam sederet FTV dan film layar lebar. Setelah itu mulailah ia terlibat dalam sinetron berjudul Putih Abu-Abu. Hardi mengaku merasakan sensasi lain dengan sinetron kejar tayang yang ia lakoni (stripping). "Lama-lama saya makin enjoy di dunia seni peran. Meskipun tidak ada coach untuk akting, namun lapangan adalah tempat saya 'menuntut ilmu' sebanyak yang bisa diserap dan pelajari. Misalnya bertemu sutradara, para senior dan sesama pemain."
Berkah lain juga dirasakan Hardi dari dunia akting. Di sinetron tersebut ia bertemu jodohnya, Kiki Azhari, yang menjadi lawan mainnya. "Waktu itu saya masih jomblo. Sebenarnya sudah kenal sama Kiki, tapi teman biasa aja. Tapi, makin lama terlibat di produksi yang sama, saya tertarik. Bukan untuk pacaran, tapi serius ingin menjadikan dia istri. Saat saya sampaikan, ternyata dia setuju. Bahkan, dia bilang, ya sudah, temuin saja orangtuaku," kenangnya sambil memandang Kiki, yang menemaninya saat wawancara.
KOMENTAR