Hari Pahlawan yang jatuh pada hari Sabtu (10/11) diperingati, salah satunya dengan mengheningkan cipta selama 60 detik. Apa pandangan perempuan Medan tentang Hari Pahlawan?
Tanggapan saya tentang Hari Pahlawan adalah pahlawan-pahlawan kita di Indonesia ini memiliki jiwa patriot yang harus kita hormati. Sayangnya, orang sekarang masih ada yang belum menghargai jasa Pahlawan. Padahal, kita harus menghargai jasa-jasa mereka.
Setiap yang dikatakan Pahlawan harus dihormati. Baik pahlawan dahulu mau pun yang sekarang. Lihatlah jasa-jasa pahlawan itu dari sisi positifnya saja atau positif thinking. Tak usah cari-cari kejelekannya. Pahlawan itu pasti ada jasanya bagi Negara kita.
Menurut saya, mantan Presiden Pertama Republik Indonesia Soekarno adalah berjiwa reformis. Itu sangat kita hargai sekali. Beliau saya anggap punya banyak jasa untuk perkembangan zaman. Dahulu Pahlawan kita berperang mempertahankan Tanah Air Indonesia dengan memegang bambu runcing yang menggunakan alat-alat sederhana.
Bagaimana mereka bisa berperang kalau tak ada semangat yang berkobar-kobar. Itu yang tak bisa kita lupakan dari para Pahlawan. Saya rasa tentu saja pemuda dulu beda dengan pemuda zaman sekarang. Sekarang kita bisa menyebut Pahlawan penyebar informasi. Penyebarnya beda, kalau dulu pakai kertas sekarang menggunakan komputer.
Hari Pahlawan bagi saya adalah hari dimana kita bisa mengenang jasa-jasa Pahlawan kita. Apalagi, kalau sekarang kita disuguhi tayangan film G 30 SPKI, dimana terlihat peran Sang Jenderal Ahmad Yani saat itu rasanya banyak sekali jasa-jasanya yang kita rasakan. Rasanya tak berlebihan untuk menghormati jasa-jasa Pahlawan hampir di tiap kota selalu membuat nama-nama jalan yang diambil dari nama Pahlawan.
Misalnya, Jalan Sisingamangaraja, Jalan Diponegoro, Jalan T. Cik Di Tiro, Jalan Cuk Nya Dien, Jalan Ahmad Yani, Jalan Cut Meutia dna lain-lain. Kalau yang berhubungan dengan Hari Kemerdekaan, pasti kalau tidak karena Pahlawan kita sebelumnya, kita tidak bisa Merdeka seperti sekarang ini.
Namun, sangat disayangkan ternyata masih banyak veteran-veteran perang dulu yang sekarang hidupnya belum layak. Seharusnya Pemerintah Indonesia memberi perhatian buat mereka. Walau pun mereka bukan pahlawan tapi mereka tetap pejuang.
Seperti seorang guru misalnya, mereka juga kan pahlawan, pahlawan tanpa tanda jasa. Dengan ilmu yang mereka dapatkan seperti nya mereka tak layak dibayar segitu. Ternyata sekarang banyak yang tidak menghormati gurunya sendiri. Sayangnya, untuk mengenang dan menghormati jasa pahlawan itu sepertinya hanya pas pada hari Pahlawan saja. Kalau ditanya saya, Pahlawan bagi saya pribadi adalah ortu saya. Karena ortu itu kalau member tanpa pamrih. Tugas kitalah berbakti pada ortu dan menjadi anak yang baik di mata mereka.
Hari Pahlawan itu kita tidak harus selalu mengenang Pahlawan Nasional. Namun, terkadang ada banyak Pahlawan-pahlawan yang kurang kita perhatikan dalam hidup kita. Pahlawan orang terdekat kita misalnya ortu. Buat saya pribadi pahlawan bagi diri saya adalah ayah saya sendiri Muhammad Fahrudin Heryanto. Menjadi kebanggaan tersendiri buat saya pada saat banyak orang yang bertanya pada saya bagaimana ayah saya membesarkan dan melatih saya sampai menjadi saya seperti saat ini. Tanpa ada ayah saya tidak akan bisa seperti sekarang ini.
Memperingati Hari Pahlawan pada hari ini, masyarakat diminta melakukan hening cipta selama 60 detik secara serentak sekitar jam 08.15 wib. Hal itu dilakukan untuk mengenang dan menghormati jasa-jasa para Pahlawan yang telah gugur membela bangsa dan negara. Detik-detik angka jarum jam menunjukan pukul 08.15 wib saya menghentikan kegiatan saya selama 60 detik untuk mengheningkan cipta.
Debbi Safinaz
KOMENTAR