Keadaan yang nyaris sama dialami Avanti Vai Anggia atau biasa disapa Vai. "Pengalamanku ketika menghadapi badai Sandy enggak seheboh seperti yang diberitakan di teve atau internet. Sehari sebelum badai kami memang sudah diberi peringatan bakal ada storm."
Sehingga Vai dan beberapa rekannya mulai melakukan persiapan. "Enggak hanya kami, semua orang di NY membeli beragam perlengkapan. Terutama makanan kaleng dan dry food di groceries store. Jadi sehari sebelum badai hampir semua groceries store dipenuhi orang yang belanja, sudah kayak antre sembako," tukasnya melalui email.
Vai yang tinggal di kawasan Brooklyn Heights, Downtown Brooklyn, harus mengunci diri di kamarnya ketika badai menyerang. "Badainya memang cukup besar. Aku di apartemen seharian enggak keluar, karena ngeri. Beruntung perlengkapan di apartemen sudah cukup lengkap. Ada air, makanan kaleng, senter, gas, dan portable stove. Aku juga mengisi bathtub dengan air, untuk bersiap-siap andai air dan listrik mati."
"Terima kasih Tuhan, daerah tempat aku tinggal di Downtown Brooklyn tergolong aman sentosa, alias never lost power and water out. I can say I am lucky. Yang terkena power out and mati air terjadi di Lower Manhattan hingga 30th Street dan Southern Brooklyn. Sampai sekarang (Jumat, 2/11) mereka masih terkena imbas mati lampu dan air. Teman-temanku yang tinggal di sana tersiksa juga. Sebagian akhirnya ada yang mengungsi ke apartementku," paparnya.
Sehari pasca badai, Vai dan teman-temannya baru memberanikan diri melihat apa yang terjadi di sekitar area tempat tinggalnya. "Ada banyak plang dan pohon kecil rubuh, tapi bisa dikategorikan masih baik-baik saja. Enggak seperti yang di foto-foto atau berita yang tersebar di internet. Sampai sekarang subway masih belum beroperasi di daerah Lower Manhattan-Midtown. Tapi di Upper Manhattan dan Downtown Brooklyn subway-nya hari ini sudah mulai beroperasi. Bus juga untuk hari ini dan besok digratiskan," ungkap Vai.
Negara bagian Washington DC pun sempat dilewati badai Sandy, namun tak separah di New York dan New Jersey. Kondisi di Washington relatif aman. Menurut Vivit Kavi, warga Indonesia yang sudah menetap di AS beberapa tahun lamanya dan bekerja di kawasan Washington DC. "Parahnya hanya Senin (29/10) sore sekitar jam 17.00 sampai Selasa (30/10) sekitar jam 02.00. Angin hebat dan kencang banget, ditambah hujan deras. Itu yg bisa aku dengar dari dalam rumah," tukasnya.
Vivit dan keluarga memang sudah biasa melewati badai di AS, namun badai Sandy ini tak seperti biasanya. "Biasanya badai hanya lewat beberap menit. Kali ini berjam-jam. Di negara bagian lain seperti NY, NJ, PA, badai Sandy lebih hebat lagi anginnya. Untungnya, rumah kami enggak mati lampu, jadi anak-anak enggak begitu takut. Saya dan suami menyibukkan mereka dengan beberapa kegiatan saja," ungkap ibu dua anak ini.
"Senin sampai Selasa sekolah-sekolah diliburkan karena suasana belum sepenuhnya aman untuk anak-anak keluar rumah. Masih ada juga sejumlah perbaikan di sana-sini karena banyak pohon yang tumbang."
Edwin Yusman F.
KOMENTAR