Yitno coba menyambangi rumah adik iparnya untuk mencari Tina. "Ternyata Tina juga tidak ada di situ. Saya kembali berpikir, mungkin Tina menginap di rumah ibu saya yang tinggal di kampung sebelah. Saya kembali pulang dan meminta mertua untuk mengeroki badan saya. Meski begitu, saya juga masih belum dapat tidur. Selain karena sakit, saya juga khawatir akan keberadaan Tina."
Pagi menjelang, Tina belum juga terlihat. Yitno semakin khawatir. Ia kembali mencari tahu keberadaan Tina. Pencariannya sia-sia, hingga akhirnya polisi menyambangi rumahnya. "Paginya memang ada suara burung prenjak. Menurut orangtua, suara burung prenjak itu sebagai pertanda akan datang musibah. Tapi saya becandain saja. Ketika mendengar suara burung prenjak itu, saya bilang gini 'Kalau mau kasih rejeki silakan datang, masuk kerumah.'," ungkapnya.
Entah pertanda tersebut benar atau tidak, "Enggak lama datang benar kabar buruk itu. Tina 'pergi' untuk selamanya. Memang semua manusia pasti akan kembali ke Sang Pencipta, tetapi saya enggak menyangka Tina akan pergi secepat ini. Terlebih dengan cara seperti ini," ucapnya sedih.
Edwin Yusman F / bersambung
KOMENTAR