Bukan berhenti di situ, di awal-awal kariernya sebagai pengacara saat ini, Nadia justru berkesempatan menangani kasus yang lumayan menarik perhatian banyak orang di Tanah Air dan dunia internasional. Kasus tersebut tak lain adalah kasus kekerasan seksual di Jakarta International School (JIS). Kebetulan Nadia bersma O.C. Kaligis ditunjuk sebagai pengacara salah satu korban yang melaporkan.
"Kayak saya ini ditakdirkan untuk ini. Kasus pertama, saya menangani kasus anak kecil. Di kasus pertama, saya membela anak yang digituin, nemenin mereka bikin BAP, dengerin kasusnya. Belanya pakai hati. Kalau dengar omongan enggak enak orang lain, saya jadi sebal sendiri. Karena saya beneran invest perasaan, invest tenaga waktu. Sekarang saya mengerti kenapa pengacara-pengacara itu sama kasusnya bisa ngotot."
Karena akhirnya menemukan dirinya yang lain di profesi yang berbeda ini, Nadia pun merasa seperti berada di jalur yang benar. Bahkan belajar dari kasus JIS yang kini tengah ditanganinya, Nadia memiliki mimpi. "Saya penginnya insyaAllah umur 40 tahun punya lembaga bantuan hukum yang membantu kasus perempuan, anak, kekerasan. Lucu juga kasus pertama dapat kasus kayak gini, bukan korupsi atau apapun," kata Nadia yang kini juga tengah terlibat menangani beberapa kasus hukum lainnya.
"Ada kasus lain juga, ada kebakaran hutan, penipuan, jadi tiap hari ada kasus datang ke kantor, ada yang jadi ada yang enggak. Tiap hari meeting dengan orang. Apalagi kalau yang datang ke OC itu kan biasanya bukan masalah kecil. Orang mau bayar uang besar untuk lawyer itu kan berarti banget."
Yetta/Tabloidnova.com
KOMENTAR