Impiannya ini lantas ia wujudkan dalam sebuah film yang menganngkat tema yang cukup serius, bahkan bagi sebagian orang yang pernah mengalaminya, tentu akan menjadi sangat sensitif. Sebab kisah yang ia angkat adalah cerita nyata dari tragedi kerusuhan Mei 1998.
"Tentu saja ini tema yang sensitif, apalagi saksi sejarahnya saya yakin masih banyak yang sampai sekarang masih hidup. Tapi saya ingin film ini dibuat supaya bangsa Indonesia tetap ingat bahwa kita punya sejarah hitam pada Mei 1998, terutama untuk anak-anak muda generasi sekarang yang tidak tahu apa itu tragedi Mei 1998," papar Lukman tentang alasan utama ia ingin menyutradasi film ini.
Dalam film yang syutingnya lebih banyak dilakukan di seputar Jakarta dan Bogor ini, Lukman mengajak sejumlah aktor kawakan seperti Amoroso Katamsi serta para pendatang baru seperti Chelsea Islan. Lukman pun mengaku punya alasan tersendiri mengapa mencapurkan pemain lama dan pemain baru yang gap usianya sangat jauh.
"Siapa yang tak kenal Amoroso Katamsi? Sejak zaman film G 30 S/PKI, beliau sudah berperan sebagai Soeharto. Dan menurut saya, belum ada aktor lain yang wajahnya mirip Pak Harto selain beliau. Sementara Chelsea Islan memang masih sangat baru di dunia seni peran. Tapi saya melihat dia yang paling pas menghidupkan sebuah peran di film ini. Dan jangan salah, dia juga ikut casting dulu sebelumnya," terang Lukman.
Intan/Tabloidnova.com
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
KOMENTAR