Hafidz Indonesia Multi Level Pahala
Sukses menggaet pemirsa melalui tayangan perdana pada Ramadan tahun lalu, Hafidz Indonesia (HI) kembali hadir sebagai program unggulan RCTI. Program ini menampilkan kehebatan luar biasa dari 32 anak yang mampu menghafal ayat-ayat Alquran. HI 2014 pun hadir dengan format yang lebih fresh dan menantang. Ditayangkan setiap hari pukul 15.45 WIB, "Yang pasti karena masuk tahun kedua, segala sesuatu pasti lebih baik dari yang pertama. Bisa dilihat dari peserta, konten, penampilan, dan juga juri-jurinya seperti Syeikh Ali Jaber, Prof.Dr. Nasaruddin Umar, Prof. Dr. Amir Faishol Fath dan Ustadzah Lulu Susanti," ungkap Erwin A.Y. Raja, produser HI.
Para peserta dari seluruh Indonesia ini beradu kemampuan dalam menghafalkan dan melafalkan ayat-ayat suci. Mereka melewati 5 tahap, yaitu tahap Salamah (Audisi), Muqadimah (perkenalan), Izaalah (eliminasi), Musabaqah (perlombaan), dan babak terakhir, Wisuda Akbar. "Bila dilihat dari kekuatan pesertanya, di sini kami mempunyai seorang anak bernama Musa. Dia berumur 5,5 tahun dan sudah menghafal 30 juz. Bersamaan dengan itu sang adik yang ikut program ini berumur 3,5 tahun sudah menghafal 2 juz," ujar Erwin. HI tahun ini memang menantang kemampuan para peserta lebih dalam lagi. "Yang paling susah saat harus menghafal surat Ar-Rahman. Surat ini terdiri dari 78 ayat dan harus dihafalkan dalam 1 malam."
Menurut Erwin, program ini bertujuan agar masyarakat Indonesia tak hanya disuguhi tayangan berupa sinetron, acara musik, dan keriaan semata. Ia ingin mengangkat sebuah program di mana Alquran menjadi pedoman hidup manusia, "Coba lihat di teve manapun juga, tidak ada yang mengangkat soal Al-quran. Kami ingin menyajikan sesuatu yang bisa menjadi tuntunan para pemirsa. Niat utamanya adalah syiar," ungkap Erwin.
Dan ketika program ini disukai para penonton serta menjadi sebuah program unggulan, Erwin pun bersyukur atas "bonus" yang diberikan Allah. "Waktu kemarin tayangan ini meraih Panasonic Award, sebetulnya tim kami sama sekali tidak ada yang mengirimkan SMS. Tapi, kami bisa menang karena pilihan penonton yang percaya dengan program Hafidz Indonesia," tambah Erwin yang bijak menyikapi program yang mengekor HI.
Selain itu, ia kembali menekankan niat awal adanya program HI. "Kami hanya mau berlomba-lomba mencari kebaikan. Kalau pada akhirnya program ini menyebar seperti 'virus', berarti, kan, kami menyebar kebaikan dan pahala. Sudah seperti MLP alias muti level pahala," tuturnya sembari tersenyum.
Ramadan 2013 lalu, program Akademi Sahur Indonesia (AKSI) di Indosiar masuk tiga besar program sahur unggulan. "Ini langkah berani sebab di saat bersamaan, banyak tayangan dari teve lain yang menayangkan program-program sahur seperti variety show dan komedi. Sementara, Indosiar mencoba mewadahi mereka yang berbakat di bidang yang terkait dengan Islam untuk menunjukkan bakatnya," papar Indra Yudhistira, selaku Deputi Direktur Programming Indosiar.
Berkat keberhasilan tersebut, tahun ini Indosiar kembali menayangkan AKSI setiap hari pada pukul 02.00 WIB. Bahkan, menggelar AKSI (Akademi Syiar Indonesia) Junior bagi peserta anak, "Semoga program ini bisa mengisi kekosongan ustaz dan ustazah yang saat ini jumlahnya terbilang minim," lanjut Indra.
Ia berharap program yang digawangi juri Mamah Dedeh, Ustaz Subkhi Al Buqhury, Ustaz Al Hasby, dan Ustaz Wijayanto ini dapat diterima oleh masyarakat luas. Program ber-tagline Insya Allah Berkah ini membatasi usia peserta minimal 15 tahun dan telah menggelar audisi pada April lalu di seluruh pelosok Indonesia. Bentuknya open audition dan special hunt di mana tim Indosiar mendatangi pesantren-pesantren yang ada di Indonesia.
Sebanyak 48 finalis lalu berkompetisi di babak nominasi yang tayang pada 15-27 Juni lalu. Mereka terbagi dalam 6 kloter. Jumlah tersebut lalu terjaring lagi menjadi 30 finalis dan 2 finalis wildcard yang ditentukan oleh polling SMS.
KOMENTAR