Cendol Rainbow Mendadak Laris
Jika dagangan Anda ingin makin dilirik pembeli, tampillah beda. Paling tidak ini yang dilakukan oleh pengelola usaha cendol rainbow di Pasteur, Bandung. Cendol bagi orang Bandung adalah jenis minuman yang biasa. Bahkan menjelang buka puasa, di sepanjang jalan makin banyak yang menjual cendol.
Namun jika Anda melintas di Jalan Pasteur, tepatnya sebelum Mall MTC, ada satu baliho besar yang terpasang di kompleks Pusat Jajanan Bandung Warung Pasteur, yang menuliskan "Cendol Pelangi". "Usaha ini dikelola oleh tim dari The Big Price Cut," kata Erna Ruliawati salah satu tim pengelola cendol rainbow di Pasteur.
Sejak dibuka awal puasa, lalu penjualan Cendol Pelangi Pasteur ini ibarat bayi ajaib. "Hari pertama hanya 12 cups yang terjual. Hari kedua langsung melonjak jadi 50 cups dan sekarang sudah mencapai 90 cups dalam sehari. Kami tidak menyangka perkembangannya sepesat ini," terang Erna.
Padahal di Warung Pastuer, cendol rainbow ini hanya menumpang di counter kasir. Di tempat ini, puluhan gelas yang sudah diisi cendol warna-warni berjejer rapi di lemari pendingin. Sementara santan dan sirupnya dibungkus dalam dua plastik terpisah. "Kami membuat cendolnya di kawasan Cipaganti, Bandung."
Sebenarnya bahan baku cendol rainbow ini tak beda jauh dengan cendol pada umumnya. "Bikinnya tetap dari tepung beras. Hanya saja kami beri warna putih, hijau, biru, kuning, ungu, dan merah. Ternyata mampu menarik pembeli lebih banyak," tandas Erna.
Untuk saat ini, cendol rainbow masih hanya dijual di Pasteur. "Sebenarnya banyak permintaan, tapi kami masih jualan di sini saja," jelas Erna yang juga mengaku selain untuk berbuka puasa, cendol rainbow banyak dipesan di siang hari. "Artinya, cendol ini bukan hanya pas untuk berbuka, tapi juga untuk minuman sehari-hari. Itu sebabnya setelah Ramadan kami tetap akan jualan cendol ini.
Niat sebenarnya ingin memanfaatkan putih telur, akhirnya malah jadi lidah kucing rainbow. "Kalau habis bikin kue kering, kan, selalu ada sisa putih telur. Dibuang sayang, tapi kalau dimasak tiap hari pasti bosan," kisah Ika Mariana (34), pemilik Kiandra Cake, produsen rumahan kue kering di Jakarta. Ibu dua anak ini akhirnya punya ide membuat lidah kucing rainbow. "Kebetulan saya pernah lihat. Setelah dicoba ternyata bisa," jelas warga Mahkota Simprug, Ciledug, Tangerang ini.
Warna pelangi di kue yang biasanya tampil polos ini ternyata sungguh menarik. Saat gambar kue tersebut di-posting di Twitter maupundijadikan profile picture BlackBerry, tanggapan orang sangat luar biasa. "Banyak yang pesan dan akhirnya diterusin," kata Ika yang mengawali membuat lidah kucing rainbow di awal puasa lalu.
Sebagai respons pertama, Ika langsung mendapat pesanan tiga lusin stoples lidah kucing. "Sempat kaget juga dengan respons yang luar biasa. Ternyata banyak pemesan adalah reseller. Mungkin karena saya pasang harga tak terlalu mahal, ya." Untuk satu stoples lidah kucing rainbow, Ika mematok harga Rp 45 ribu. Sama seperti lidah kucing biasa. "Enggak mungkin juga, kan, harga langsung saya naikkan?"
Pertimbangan Ika, dengan harga itu pun ia masih bisa mendapat untung. "Ada, sih, yang menjualnya lagi dengan harga sampai dua kali lipat. Ya, terserah mereka saja, yang penting dari saya harganya segitu," ungkap Ika yang mengaku sudah kebanjiran order lidah kucing rainbow hingga Lebaran nanti.
Untuk Lebaran kali ini sebenarnya Kiandra Cake siap menerima pesanan kastengels, lidah kucing keju, nastar, puteri salju, dan sagu keju. "Tapi yang jadi best seller tetap lidah kucing rainbow. Setelah itu nastar," kata Ika yang selama ini menjalani bisnis kue berdasarkan pesanan. Selain menerima pesanan kue kering, Ika yang sejak muda suka memasak ini juga kerap menerima order membuat cake ulang tahun.
Khusus untuk lidah kucing rainbow buatannya, kendati warna yang tampil kelihatan ngejreng, Ika menjamin pewarna yang digunakan aman dikonsumsi. "Saya pakai pewarna yang sudah ada izinnya, jadi aman untuk dikonsumsi."
Proses pewarnaannya pun, lanjut Ika, dilakukan sebelum lidah kucing itu dioven. "Setelah dipanggang warna justru makin nyata. Seperti warna merah, sebenarnya sebelum dipanggang warnanya pink," kata Ika yang mengaku komponen biaya produksi lidah kucing rainbow ini paling mahal di sektor tenaga. "Karena proses pewarnaannya harus telatan. Kalau salah, jadinya jelek," ujar Ika yang hingga kini masih membuat sendiri kue-kuenya.
Ia pun berencana untuk makin membesarkan Kiandra Cake, "Tapi mungkin setelah dua atau tiga tahun ke depan, ketika anak saya sudah bisa ditinggal-tinggal. Saya, kan, kerja demi anak. Jadi, masak sekarang harus saya tinggalin?" tukas mantan reporter di stasiun tv swasta ini.
Sukrisna / bersambung
KOMENTAR