Permasalahan ini berawal saat kedua perangkat desa tersebut diketahui warga sedang berduaan di ruangan kepala desa Rejosari, Jumat (3/8) pagi sekitar pukul 07.00. Kedua oknum perangkat desa tersebut adalah Kepala urusan (Kaur) Pemerintahan Desa Rejosari, Paliyo (39) dan Kepala Urusan (Kaur) Umum, Aminatun.
Menurut keterangan beberapa warga setempat, kejadian yang terjadi pada pagi hari tersebut tidak lazim dilakukan perangkat desa. "Wong ya hari Jumat dan pas puasa, kok malah gituan (selingkuh)," jelas warga yang namanya enggan disebutkan kepada Tribun Jogja, Selasa (7/8)/2012.)
Ia menambahkan, saat mereka asyik memadu kasih dalam ruangan kepala desa tersebut, diduga ada warga yang merekam adegan tersebut. "Iya memang ada yang merekam," tambahnya. Kemudian dari rekaman tersebut, informasi perselingkuhan tersebut akhirnya tersebar luas dan menjadi pembicaraan hangat.
Hingga akhirnya permasalahan tersebut ditindak lanjuti oleh warga dan juga perangkat desa setempat. Sekitar seratusan warga desa Rejosari, Badan Permusyawaratan desa (BPD), dan Perangkat desa serta kepolisian mengadakan pertemuan untuk membahas kabar tersebut pada Senin (6/8/2012) siang.
Camat Semin, Agus Kamtono membenarkan adanya pertemuan tersebut. Ia menjelaskan bahwa dalam rapat tersebut, terdapat pengakuan dari dua perangkat desa yang melakukan perselingkuhan tersebut. "Keputusan dari pertemuan tersebut, agar keduanya segera mengundurkan diri," jelas Agus.
Meski demikian, Agus menjelaskan bahwa hingga kini, ia belum mengetahui secara pasti apakah surat pengunduran diri tersebut sudah dilayangkan. "Suratnya saya belum check apakah sudah diterima Kepala desa (Kades) atau belum," jelasnya.
Agus juga menambahkan keputusan mengundurkan diri tersebut merupakan langkah yang bijak. Hal itu agar tidak semakin menimbulkan polemik di masyarakat. "Maka memang sebaiknya mundur," ulasnya.
Pihaknya juga menjelaskan bahwa pembinaan pada perangkat desa seringkali dilakukan. Termasuk pesan agar perangkat desa sebagai teladan masyarakat wajib mengendalikan diri. Untuk ke depan, ia juga berharap agar kasus ini menjadi pelajaran berharga di wilayah lainnya.
Sementara itu di balai desa Rejosari, ruangan kepala desa nampak sepi dan tertutup. Sementara beberapa staff perangkat desa yang dikonfirmasi terkait hal itu mengaku tidak mengetahui kabar perselingkuhan tersebut. Bahkan semua staff terkesan enggan berkomentar terkait kabar mundurnya kedua perangkat desa tersebut. "Saya kurang tahu," jelas salah satu staf.
.
Tribun Jogja
KOMENTAR