Korban menghembuskan nafas terakhirnya di lokasi kejadian di rumah ayah tiri suaminya di Perumnas Asabri, RT 40, RW 05, Dusun Plaosan, Desa Sidorejo, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Minggu (5/8/2012) sekitar pukul 08.30 WIB. Diduga, korban tewas karena mengalami pendarahan hebat di bagian kepalanya usai dicangkul kepalanya berkali-kali oleh suaminya sendiri.
Informasi yang berhasil dihimpun di lapangan menyebutkan, awalnya Taufiq Hidayat, Nur Sayuti serta kedua anaknya Najwah (5) dan Naura (1) bertandang ke rumah Puryono (57) yang tak lain adalah ayah tiri Taufiq Hidayat sejak Kamis (2/8/2012) lalu. Namun, tanpa sebab yang jelas, tiba-tiba tanpa adanya cek cok, Taufiq Hidayat mencangkul kepala Nur Sayuti.
Korban Nur Sayuti berusaha menyelamatkan diri dan masuk ke dalam rumah. Namun saat masuk di balai perumahan yang ada di tengah persawahan itu, korban terjatuh dan menghembuskan nafas dalam keadaan bersimbah darah di depan rumah mertua tirinya itu.
Bahkan aksi mengamuknya Taufiq Hidayat yang memiliki gelar Sarjana Sosial di KTP nya itu, tidak hanya membunuh istrinya. Aksi brutalnya juga sempat melukai bagian tubuh kiri anak pertamanya, Najwah (5) dengan luka sabetan dan bacokan sebanyak 5 goresan dengan ukuran antara 10 sampai 20 sentimeter dari perut kiri hingga paha.
Salah seorang saksi mata, Panut (56) mengatakan jika dirinya tak mengerti persis penyebab pembunuhan itu.
Namun, saat mendengar ada kasus pembunuhan itu, ia langsung menuju lokasi kejadian. Saat itu, korban sudah terjatuh dan bersimbah darah sedangkan suaminya melarikan diri ke perkampungan warga di Dusun Plaosan, Desa Sidorejo.
"Setahu saya korban dan pelaku bukan orang perumahan ini, keduanya sudah menginap sejak 3 hari lalu di rumah Pak Pur (Puryono). Saat mengamuk tadi pelaku langsung diamankan warga ramai-ramai," terangnya kepada Surya, Minggu (5/8/2012).
Sementara Kapolsek Wungu, AKP Heru Kun yang datang ke lokasi kejadian menegaskan jika pelaku pembunuhan sudah diamankan di Polsek Wungu. Namun, pihaknya belum bisa memastikan penyebab pembunuhan itu.
"Sejumlah saksi masih shock berat seperti orangtua tirinya Pak Pur, dan keterangan pelaku masih terus berubah-ubah," tandasnya.
Surya
KOMENTAR