Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Toni Harmanto mengatakan keempat pelaku tersebut yakni HG alias FR, AS alias AN, AL alias DM, dan DD alias DDG. Keempatnya memiliki peran masing-masing dan mendapat jatah bagian dari harta benda korban sesuai dengan peranannya masing-masing.
"Awal pertemuan korban dengan pelaku itu di sebuah mal di Jakarta Selatan. Pelaku ini memang sengaja memancing korbannya yang mayoritas gay," ucap Toni, Kamis (2/8/2012) di Mapolda Metro Jaya.
Toni mengatakan, setelah melakukan pertemuan di sebuah mall, korban diajak mengobrol oleh pelaku. Lalu saat dirasa korban masuk dalam perangkap, AL mengajak korban ke tempat kos yang telah dipersiapkan sebelumnya oleh AS untuk keduanya berhubungan badan.
Kemudian saat korban dengan pelaku AL sedang asik berduaan dan akan melakukan hubungan badan, tiba-tiba pelaku lain yakni HG masuk kekamar kos dan menggerebek korban.
Pada korban, HG mengaku sebagai kakak AL, saat masuk ke kost HG mengancam korban dengan meminta harta benda korban agar tidak memberitahukan hubungan korban dengan AL pada warga.
"Korban melakukan perlawanan, sehingga pelaku lain yakni SDN alias PT yang kini masih DPO, DD alias DDG dan HG masuk ke kamar mengikat tangan dan kaki korban menggunakan tali dan gesper, menutup mulut korban dengan lakban. Lalu memiting leher korban hingga korban meninggal," kata Toni.
Toni menambahkan, tak hanya mengamankan para pelaku, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti yaki satu kaos berkerah warga biru, satu celana jeans biru berlumur darah, tali rafia, ikat pinggang, sepasang sepatu, dua handpone dan dua kartu ATM.
Lebih lanjut, Kasubdit Kejahatan dan kekerasan Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Helmy Santika mengatakan para pelaku memang mempunyai dua strategi untuk mencari korbannya.
"Kalau korban sejenis diberikan umpan sejenis, kalau korban normal diberikan umpan normal. Korbannya memang kebanyakan lelaki semua," pungkas Helmy.
.
Tribunnews
KOMENTAR