CNN melaporkan, pemuda aneh itu sedang dalam proses pemecatan dari kampus ketika penembakan itu terjadi.
Dua korbannya meninggal di rumah sakit sehingga total korban tewas 12 orang, menjadikan salah satu insiden penembakan terburuk di Amerika Serikat.
Pada hari Jumat itu, James Holmes meninggalkan apartemen kecil tempat tinggalnya di dekat kampus menuju teater di Aurora. Di sana ratusan anak muda dengan muka-muka ceria sedang menonton The Dark Knight Rises.
James Holmes berpakaian seperti Joker, serba hitam. Mukanya ditutup masker, memakai helm, penutup tangan, dan penutup lengan balistik, dan menenteng senjata.
Ia segera mengubah keceriaan anak-anak muda di teater itu dengan teriakan histeris ketika ia melepaskan serentetan tembakan. Sepuluh orang tewas di tempat, termasuk seorang presenter televisi.
Seusai menjalankan misinya, dalam suasana teater yang panik, James Holmes dengan tenang menuju tempat parkir. Di sanalah ia ditangkap polisi, tanpa perlawanan sama sekali.
Ia memperkenalkan diri sebagai "the Joker" kepada polisi yang menangkapnya. Saat ditangkap, rambut Holmes terlihat dicat warna merah.
Sebagai mahasiswa doktoral, James Holmes memiliki kesempatan menjadi peneliti di Universitas Colorado, kata juru bicara universitas itu, Jacque Montgomery. Untuk pekerjaan itu, ia mendapatkan bayaran.
Polisi sebelumnya mengatakan James Holmes tidak memiliki catatan kriminal dan juga tidak terkait dengan jaringan terorisme.
CNN menemukan silabus program doktoral tempat James Holmes menempuh pendidikan. Di sana tercatat bahwa ia mempelajari schizophrenia, depresi, dan tindakan disorder lainnya.
Pada Mei 2012 lalu, James Holmes memperesentasikan microRNA biomarkers. Ia masuk calon doktor di Universitas Colorado pada Juni 2011.
KOMENTAR