Pasalnya, sejak Kheisa menemukan ayah dan kakaknya meninggal, Rabu siang, gadis cilik kelas I SMP ini harus tinggal di Polsek Bojong Gede. Maklum rumahnya masih dipasangi garis polisi. Sementara ibunya, Dina sudah tiga bulan ini pergi dari rumah karena sering cekcok dengan ayah Kheisa. Warga juga tidak mengetahui, di mana rumah para kerabat Jordan.
"Itulah yang menjadi keprihatinan kami. Bagaimana nasib Keisha. Kasihan sekali dia," kata Wiwit, salah satu tetangga Jordan. Wiwit adalah satu-satunya tetangga yang mengetahui nomor telepon Dina. "Saya sudah telepon dia Rabu lalu. Menanyakan apakah sudah tahu suami dan anaknya dibunuh. Ternyata dia sudah tahu dan kondisinya sangat syok."
Hanya saja saat Wiwik mengirim SMS ke Dina soal bagaimana kondisi Kheisya, ia belum mendapat jawaban. "Mungkin ia masih sibuk dan syok dengan kejadian ini. Jadi kami belum tahu secara pasti bagaimana nasib Kheisa." Wiwik sangat mengkhawatirkan kondisi Kheisa karena saat gadis cilik ini menemukan ayah dan kakaknya meninggal, sangat ketakutan. "Saat warga dan polisi memeriksa rumah, ia terus memeluk saya karena ketakutan."
Menurut Siswanto, tetangga Jordan yang lain, hingga Kamis pagi, Khiesa masih di Polsek Bojong Gede. "Sampai sekitar jam 8-an saya lihat masih di sana," jelas Siswanto yang Rabu malam dan Kamis pagi dimintai keterangan sebagai saksi. Guru SD di Kelapa Gading ini sebenarnya tidak tahu persis kejadian pembunuhan sadis ini. "Tapi saya sempat mendengar suara gaduh dan ada tamu di rumah Pak Jordan malam itu," jelas Sis begitu ia disapa. "Begitu menemukan ayah dan abangnya meningal, Kheisa langsung lari ke rumah saya."
Namun warga langsung lega begitu mendapat informasi dari tabloidnova.com bahwa Kheisa sekarang sudah tinggal bersama ibunya. "Wah... Alhamdulillah kalau dia sudah bertemu ibunya. Kasihan sekali, karena kami juga tidak tahu di mana kerabat Pak Jordan," jelas salah seorang tetangga yang lain.
Krisna
KOMENTAR