Langit Jakarta Kamis itu amat cerah. Sesekali terdengar raungan mesin pesawat yang lalu-lalang dari kawasan Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Warga yang tinggal di perumahan TNI-AU yang tak jauh dari Lanud Halim, sudah terbiasa dengan suasana seperti itu.
"Ketika sedang asyik mengobrol dengan sepupu-sepupu, tiba-tiba ada suara pesawat lewat yang diikuti dengan dentuman seperti ledakan. Sejenak kemudian, para tetangga keluar sambil berteriak ada pesawat jatuh," cerita Ayu Puspita Landau (21), gadis asal Medan yang baru seminggu tinggal di Halim dalam rangka liburan.
Bersama para sepupunya, Ayu berlari menghampiri arah datangnya suara. "Pesawatnya tidak terlihat, hanya api besar yang tampak dari kejauhan." Suasana perumahan sontak heboh. "Warga di sekitar lokasi berlarian membawa barang-barang yang bisa diselamatkan dari rumahnya."
Selanjutnya, proses evakuasi berlangsung begitu cepat. "Saya melihat petugas membopong korban. Ada yang selamat, ada pula yang meninggal," lanjut Ayu begidik.
Pesawat yang menghujam ke sembilan rumah ini mengakibatkan 11 orang tewas, tujuh di antaranya adalah kru yang berada di dalam pesawat. Empat warga sipil yang jadi korban merupakan satu keluarga. Mereka adalah Brian (6), Martina (60), Nelvin (1,5), dan Onci.
Jumat (22/6) pagi, kesebelas jenazah diserahterimakan ke keluarga di Hanggar Skuadron 2 Lanud Halim Perdanakusuma.
Dan Halim pun kembali banjir airmata...
Edwin Yusman f
KOMENTAR