Sudah beberapa tahun belakangan pemerintah menetapkan 1 Juni sebagai Hari Susu Nusantara. Tahun ini, Kementerian Pertanian bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta memperingati Hari Susu Nusantara IV. Acara berlangsung di Jogja Expo Center 1-3 Juni, salah satunya lewat kegiatan minum susu gratis. Nah, bicara soal susu, sudah lama Jogja menjadi lahan bisnis yang menjanjikan. Semula, banyak yang menjajakan susu segar di kaki lima. Tapi kini banyak yang mengemasnya menjadi kafe dengan suasana yang nyaman.
Tak sulit mencari kafe susu segar di Jogja. Anda bisa menjumpainya mulai dari kawasan Seturan, sepanjang Jalan Palagan, Prawirotaman, hingga Jalan Dongkelan. Salah satu kafe susu di kawasan Seturan yang ramai pengunjung adalah Milky Milk. Pemiliknya anak muda kreatif bernama Riswanda Gusta (27). Meski baru pada 2010 Gusta terjun ke bisnis susus segar, usahanya cepat berkembang. Ia juga sudah membuka satu tempat usaha lagi di Jalan Palagan. Gusta menyebut, kreatif adalah kata kunci keberhasilan usahanya.
"Ketika mulai buka usaha, saya sudah menyediakan belasan rasa. Waktu itu, yang lain baru punya di bawah 10 rasa. Sekarang saya sudah menyediakan lebih dari 40 rasa. Semua hasil ramuan saya," ujar Gusta yang sejak kecil justru tak suka minum susu. "Saya tak suka baunya. Amis. Ketika dewasa saya coba minum susu. Agar tak amis, saya mencampurnya dengan sirup. Ternyata enak dan tidak amis."
Ramuan pertama pun berkesan mendalam. Pria yang sejak kecil suka memasak ini ketagihan mencoba ramuan lainnya. Di kemudian hari, lanjut alumnus jurusan ekonomi, Akademi Teknologi Yogyakarta ini, ia terpikir ingin berbisnis milkshake seperti yang diminumnya itu. "Tapi saya selalu berpikir, nanti sajalah.Ternyata di kemudian hari banyak orang berbisnis susu segar seperti yang saya impikan."
Akhirnya Gusta merealisasikan keinginannya. Ia membidik pasar mahasiswa yang memang banyak tinggal di rumah kos di kawasan Seturan. Sekaligus ia ingin mengajak mahasiswa bergaya hidup sehat. "Dalam jangka panjang, orang mengonsumsi jenis minuman tertentu bikin orang tidak sehat. Tapi minum susu segar bikin badan kita sehat," papar pria yang kini berstatus karyawan BUMN.
Sesuai target pasar yang dibidik, Gusta melengkapi kafenya dengan fasilitas yang jadi kebutuhan mahasiswa. Antara lain menu nasi angkringan murah meriah. "Warung saya istimewa, lho. Meski jual angkringan tapi saya sediakan fasilitas hotspot. Mahasiswa bebas berinternetan semalaman. Ini yang bikin warung saya ramai setiap malam.Pengunjung rata-rata mahasiswa. Juga ada LCD TV dan TV kabel."
Yakin bisnisnya bakal berkembang, Gusta memperlebar jaringan pasar. Ia tetap membidik kaum mahasiswa di kawasan barat dan utara. Pilihan jatuh ke lahan di Jl Palagan. Bangunan dari bambu itu terdiri dari dua lantai. "Enggak nyangka ternyata tamu saya justru orang-orang yang sudah berkeluarga dan bermobil. Mahasiswanya juga banyak, tapi lebih banyak keluarga. Tiap hari ramai. Saya buka sejak sore dan makin larut malah makin ramai."
Demi kemajuan usahanya, Gusta begitu memperhatikan kebiasaan pelanggannya. Ia berkesimpulan, tamunya dari kalangan yang tak mempersoalkan harga. Itu sebabnya, ia tidak menyediakan makanan angkringan. "Saya stop sebagai rasa toleransi pada pedagang angkringan yang sesungguhnya," papar Gusta.
Pasar dari kalangan ini meyakinkan Gusta untuk menambah menu. Ia juga menyediakan aneka steik. "Sebentar lagi saya meluncurkan aneka pasta," ujar Gusta yang gairah bisnisnya makin menjadi-jadi. Ia segera membuka cabang baru di kawasan Jalan Kaliurang, tak jauh dari kampus UII.
Rupanya, pelanggan Gusta terus bertambah. Mereka rindu menikmati susu segar yang begitu beragam. Apalagi, Gusta memang terus berinovasi soal rasa. " 40 susu segar itu saya ramu dengan buah asli. Salah satu primadona pelanggan adalah Avocado Reo. Ini paduan susu segar, alpukat, dan biskuit. Ada lho pelanggan yang suka nambah. Makanya khusus tamu yang tak puas dengan satu gelas, saya sediakan ukuran kingkong alias jumbo," terang Gusta si pemilik hobi travelling.
Per hari Gusta bisa menjual 30 liter susu yang ia ambil dari para peternak di Sleman dan Sentolo. Hasil usaha susu segar sungguh menyegarkan. Gusta berterus terang, dari hasil usahanya, ia bisa membeli dua rumah, mobil, dan menggaji plus mengasuransikan 23 karyawan yang seluruhnya mahasiswa. "Sengaja saya pekerjakan mahasiswa. Mereka bukan berasal dari keluarga tak berpunya, melainkan sekadar butuh bergaul. Keuntungan saya, mereka sekaligus bisa jadi marketing yang bagus. Teman-temannya akan datang ke kafe saya, kan?"
Rini Sulistyati / bersambung
KOMENTAR