Kalau di Kebumen sudah da sekitar 4 ribuan orang. Ada juga di Banjarnegara, Banyumas, Purbalingga, Wonosobo, Cilacap, dan Purworejo. Kalau ditotal mungkin sudah mencapai sekitar 7 ribuan orang. Tidak semua penyandang cacat, ada pula yang mantan Pekerja Seks Komersial (PSK). Karena mereka mengerjakannya di rumah, kalau sedang musim panen, ya, mereka panen dulu. Nanti dilanjutkan lagi. Kami memang tidak terlalu mengejar target.
Siapa yang mendesain produknya?
Saya dan suami. Sebenarnya suami juga mendesain keset secara otodidak karena basis ilmunya, kan, di elektronika. Desain kami juga masih berdasarkan permintaan konsumen. Kalau mereka minta model Shaun The Sheep, ya, kami buat. Saya memastikan selalu mengeluarkan 5 desain baru setiap tiga bulan sekali. Paling banyak permintaan adalah desain bentuk apel, ikan, dan kupu-kupu. Sementara desain berbentuk bundar dan oval, seumur hidup juga tidak pernah ditolak. Ha ha ha...
Oh ya, Anda juga menerima banyak penghargaan, ya?
Sebenarnya saya ikut berbagai lomba wirausaha itu untuk membuktikan bahwa penyandang cacat juga bisa berwirausaha. Ini karena pengalaman saya yang selalu dipandang sebelah mata oleh orang lain. Mungkin orang berpikir, apa mungkin penyandang cacat bisa punya usaha?
Tahun 2007 saya buktikan itu. Saya ikut lomba Wirausaha Muda Teladan tingkat Nasional dari Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), yang rata-rata peserta lainnya bukan penyandang cacat. Awalnya saya terjaring masuk 100 besar, lalu lolos 10 besar, hingga akhirnya terpilih menjadi juara 1 tingkat nasional. Dari sana masyarakat baru percaya. Setelah itu, merekrut karyawan jadi lebih mudah.
Tahun 2008 kami kemudian diajak Kemenpora untuk ikut pameran di Australia. Setelahnya, semakin banyak penghargaan yang kami raih. Kalau dihitung-hitung mungkin sudah 100 lebih penghargaan yang kami terima, termasuk Kick Andy Heroes tahun 2012.
Saya, sih, mengartikan sukses bukan berarti memiliki harta benda banyak, tapi hidup saya ini berguna untuk orang lain. Itulah perjuangan saya. Semangat kami tak pernah surut meski kenyang penolakan. Kami tetap maju untuk memasarkan produk.
Apa rencana ke depan?
Saat ini saya punya program membuat asrama untuk teman-teman penyandang cacat. Di asrama tersebut saya ingin melatih teman-teman penyandang cacat agar mereka tidak menganggur. Harapannya, lulus dari asrama mereka bisa mandiri dan berkreasi. Hasilnya disetorkan ke kami, jadi mereka juga tidak perlu pusing soal pemasaran. Saya juga punya keinginan untuk membuat pabrik garmen yang semua karyawannya adalah penyandang cacat. Memang belum terlaksana, masih sekitar 40 persen berjalan. Semoga semua lancar.
SISWANTO
KOMENTAR