Di Flores, banyak rumah masih menggunakan tungku api dan gerabah saat memasak. NOVA pun mengunjungi sentra pembuatan gerabah di Desa Wolokoli, Kecamatan Bola. Secara turun-temurun Corficarnus Nong Magnus (35) menjadikan gerabah sebagai salah satu sumber pendapatannya. Tanah lempung dan tanah cadas adalah bahan baku pembuatan gerabah, pot bunga, dan aneka wadah lainnya. Dengan proses produksi 2-3 hari, tangan terampil Magnus mampu memenuhi pesanan gerabah dari luar desa dan pasar tradisional. "Ada motif etnis asli Sikka yang jadi daya tarik, sampai saya diundang pameran oleh Pemkab. Meski sudah ada bahan aluminium, warga tetap perlu gerabah untuk masak. Terutama para pembuat moke," ujar Magnus.
Napak Tilas Sejarah & Rohani
Di Museum Blikon Blewut, museum terbesar dan terlengkap di Provinsi NTT, sejarah Flores terekam. Terletak 4 Km dari Kota Maumere, museum ini menyimpan alat kebudayaan pra-sejarah, berbagai fosil dan artefak dari zaman batu, perunggu, megalitikum, dan berbagai artefak kesenian lain.
Namun jika sudah sampai di Sikka, hamparan sejarah siap untuk ditelusuri. Selama 1,5 jam perjalanan dari Maumere, mata akan dimanjakan deretan perbukitan ilalang, perkebunan kokoa, jambu mete, dan kelapa di lereng gunung, hingga Laut Sawu yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Di ujung jalan yang terjal dan cukup berliku, berdiri dengan kokoh Gereja Santo Ignatius yang lebih sering disebut Gereja Tua Sikka yang dibangun oleh Pastor Y. Engbers pada zaman Portugis (1899). Meski telah berusia lebih dari seabad, gereja kebanggaan umat Katolik Sikka ini tetap kokoh dan terawat.
Tak jauh dari gereja tersebut, di bibir pantai berdiri Rumah Raja Sikka. Rumah panggung setinggi dua meter beratapkan rumbia dengan nuansa kayu kelapa ini terlihat kurang terurus. Padahal, banyak turis asing terutama dari Portugis yang mengunjungi tempat ini untuk mengenang nenek moyang mereka.
Mengarah ke pantai selatan dari Kota Maumere, terdapat Desa Lela. Objek wisata rohani Wisung Fatima adalah tempat ziarah yang paling terkenal di sini. Kerap dikunjungi peziarah dari kota-kota besar di Pulau Jawa, Wisung Fatima Lela menyimpan Patung Bunda Maria, relief-relief Peristiwa Rosario, dan Stasi Jalan Salib.
NOVA bertemu Sebina Keron (68) di desa perajin tenun Nita, Kabupaten Sikka. Perempuan yang akrab disapa Mama Sebina ini telah menenun sejak belia. Di tengah gempuran teknologi dan modernisasi, Sebina adalah salah satu penenun yang teguh menggunakan cara-cara tradisional. "Membuat kain tenun itu lama, jadi harus tekun," ujar ibu enam anak ini. Ia berharap, motif khas tenun ikat Sikka tetap terjaga, seperti korosang, nagalalang, sesa we'or, mawarange (mawarani). "Motif ini dari leluhur kami. Ada makna dan cerita dari setiap motif. Itu yang harus dipertahankan pada generasi penerus (anak muda)."
Untuk memenuhi kebutuhan hidup, sehari-hari Sebina mengikat benang, mencelup, dan memberi warna pada benang. "Kami kerja berkelompok lalu hasilnya dijual ke sanggar. Mereka mengumpulkan kain dari masing-masing rumah warga. Dari sanggar dijual lagi ke luar daerah bahkan hingga luar negeri." Mama Sebina biasa menjual kain mulai harga Rp 300 ribu, padahal di kota besar bahkan luar negeri, selembar kain tenun ikat dihargai jutaan rupiah. Sungguh ironis dengan pendapatan yang diterima perajin aslinya. "Murah memang, apalagi itu motif asli Sikka, saya sampai dimarahi anak saya. Tapi kami kan butuh uang."
Disergap Pantai Cantik
Menyusuri bagian utara pulau, NOVA dibuat terkesima oleh keindahan Pantai Tanjung Kajuwulu, Magepanda. Pasir putih, laut tenang yang bening, dan deretan perbukitan hijau membuat NOVA seakan terperangkap di dalam sebuah lukisan alam di kanvas.
Pemandangan berbeda tersaji di bagian selatan pulau, tepatnya di wilayah Bola. Dari tepi Pantai Nuba Baluk, gulungan ombak berlapis diiringi buih putih. Di tengahnya terdapat sebuah batu karang yang ditancapi salib setinggi 3 meter. Sebutannya Watu Cruz atau Batu Salib. Konon, Bangsa Portugis dalam perjalanan misionaris menyebarkan agama Katolik di wilayah Indonesia Timur telah tiba di Bola dan menandai wilayah ini dengan salib. Selain kedua pantai tersebut, belasan pantai lain yang masih perawan alias belum terjamah menanti untuk dikunjungi.
Ade Ryani
KOMENTAR