Sop, menurut Karya, adalah istri muda Daleh setelah ibunya meninggal. "Sebetulnya kami tak ada yang setuju Bapak menikah dengan dia, usianya terlalu jauh beda. Tapi karena Bapak tetap pengin, ya sudah. Kami cuma ingin dia dibahagiakan istrinya. Enggak tahunya sekarang malah begini," keluh Mulyanah sambil menambahkan, terkadang ayahnya memang mengeluhkan perilaku Sop yang mata duitan.
"Mereka sering bertengkar, tapi setelah 2-3 bulan biasanya Bapak balik lagi rukun sama dia," imbuh perempuan berpostur tinggi ini. Sop, menurutnya, terbilang jorok, malas, dan tak mau mengurus suami. "Kalau sedang malas mencuci, bajunya dihanyutkan di tanggul depan rumah. Dia juga malas memasak, maunya beli jadi. Kalau mereka bertengkar, kami dibawa-bawa. Sementara ke kami, dia cemberut."
Kalau tahu Daleh pulang dari sawah mampir ke rumah Mulyanah, Sop langsung menyusul. Ia melarang Daleh disuguhi kopi. "Alasannya, takut Bapak mengadu yang tidak-tidak tentang dia. Bapak lalu didiamkan dua hari," ujar Mulyanah yang juga tak akur dengan Yad. "Waktu itu Yad sempat dikepali tangan oleh keponakan saya. Dia membalas mengacungkan tinjunya."
Akan halnya Danah yang tak lagi sekolah, kini ikut keluarga Subur, adik Karya. Danah belakangan ini sedang sakit. "Mungkin dia mengalami tekanan batin. Enggak mengadu ke orang lain, tapi dia kepikiran terus Bapak dikubur di situ. Mau mengadu, dia diancam ibu dan kakaknya akan dibunuh," lanjut Mulyanah sambil mengatakan, Danah mengaku benci pada ibunya lantaran telah membunuh ayahnya.
Pihak Polresta Bekasi pun sampai saat ini masih terus melakukan pemeriksaan terhadap Sop dan Yad. "Yad ditangkap polisi sehari setelah ibunya, di rumah ayah kandungnya di desa sebelah. Pemeriksaan terhadap saksi baru dilakukan kepada dua orang. Sementara itu, gagang pacul yang digunakan Yad dalam aksinya kini jadi barang bukti," ujar Kasub Bag Humas Polresta Bekasi AKP Bambang Wahyudi.
Setelah berada dalam pelarian yang cukup panjang, Yad diringkus polisi Senin (26/3) lalu. Pemuda yang tak bisa membaca ini mengaku mau saja diajak sang Ibu membunuh Daleh lantaran jatuh kasihan mendengar cerita Sop dikejar-kejar penagih utang. "Emak minta saya bantu dia, saya jawab tak mau ikut-ikutan tapi dibilang tidak sayang. Takut durhaka sama ibu sendiri," tutur Yad.
Sesungguhnya, Yad yang sehari-hari mencari rongsokan di Cikarang, Tambun, Bekasi atau Pasar Senen ini sempat merasa takut ketika sadar Daleh meninggal akibat pukulannya. "Kata Emak tak usah lapor polisi. Saya disuruh tenang saja, ini urusan Emak. Setelah itu saya pergi kerja seperti biasa," lanjut Yad yang mengaku sudah biasa tidur di emperan toko atau stasiun kereta. "Kadang-kadang saja saya tidur di rumah Emak."
Sesungguhnya, ayah kandung Yad masih hidup, namun keadannya tak sehat. "Bapak lumpuh. Mungkin kualat karena dulu suka mukul saya dan Emak," tukasnya. Lantas, menyesalkah dirinya sudah membunuh Daleh? "Dibilang nyesel, ya, nyesel. Tapi mau gimana lagi. Ya sudah, tinggal tunggu saja waktu hukumannya saja, akan saya jalani."
Hasuna, Noverita
KOMENTAR