Acara siraman Anindita Dian Oktora Antasari Putri, putri pertama pasangan Antasari Azhar dan Ida Laksmiwati, mendadak hening. Beberapa tamu undangan menyeka air mata menyaksikan mantan ketua KPK yang kini menjadi terpidana kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen ini, membopong putrinya hingga beberapa langkah.
Padahal, pembawa acara hanya minta saat acara adat itu Antasari pura-pura saja membopong putrinya. "Wah, rupanya Pak Antasari masih kuat. Diminta pura-pura malah membopong beneran," canda sang pembawa acara siraman pernikahan Dita dengan Mochamad Ahdiansyah.
Antasari seakan ingin memanfaatkan waktu yang diberikan pemerintah untuk menghadiri prosesi pernikahan putri sulungnya dengan baik. "Waktu kecil Dita memang suka sekali saya bopong begini," kata Antasari. Dan ini, mungkin untuk terakhir kali Antasari bisa membopong Dita. "Selanjutnya yang akan membopong Mbak Dita adalah Mas Ian (panggilan Ardiansyah, Red)," tambah sang pembawa acara yang mencoba mencairkan suasana agar acara siraman di rumah Antasari di bilangan Serpong, Kamis (8/3) sore itu tidak kaku.
Antasari hanya mendapat izin untuk menyaksikan proses siraman, Kamis (8/3) dan akad nikah, Jumat (9/3). Semua proses adat di dua hari yang berharga itu dijalaninya dengan khidmat. Sementara untuk acara pesta perkawinan anaknya yang digelar Minggu (11/3) di Balai Kartini, Jakarta, Antasari harus rela melewatkannya di penjara.
Meski mendapat izin selama dua hari, pria yang hobi mengenakan batik ini tak boleh menginap di rumahnya. "Selesai acara ini, Bapak balik lagi ke tahanan. Jumat pagi ke sini lagi dan malamnya balik ke penjara," kata sang istri, Ida Laksmiwati.
Sejak acara dimulai, suasana memang sudah mengharu-biru. Apalagi ketika Antasari minta maaf kepada Dita karena sebagai orangtua tidak bisa menunggui dan menyaksikan prosesi pernikahan dari awal sampai akhir. "Tentu Dita ingin seperti teman-temannya saat menikah, yang ditunggui dari prosesi siraman sampai resepsi. Tapi karena suatu hal, Papa tidak bisa melakukan. Maafkan Papa, Dita..." kata Antasari terbata-bata.
Permintaan maaf Antasari kepada putrinya itu membuat beberapa tamu undangan turut berkaca-kaca. Apalagi, setelah itu acara dilanjutkan dengan prosesi sungkeman. Alunan gamelan yang mendayu-dayu membuat suasana makin syahdu.
Hidup Sederhana
Ida memang sedikit kecewa karena sang suami tidak diizinkan mengikuti seluruh prosesi pernikahan putrinya hingga acara resepsi. "Kami sekeluarga pasti kecewa. Tapi mau apa lagi, acara harus tetap jalan meski tanpa dia," kata Ida.
Terlebih bagi Dita. "Dia juga kecewa. Ini, kan, peristiwa yang hanya sekali terjadi dalam hidupnya. Tapi kami harus mematuhi aturan yang sudah ditetapkan pemerintah. Ini mungkin jalan yang harus kami lalui," jelas Ida yang membandingkan ada tahanan yang diizinkan pergi ratusan kilometer untuk suatu acara.
Meski begitu, kata Ida, rasa kecewa Antasari terobati karena bisa menyaksikan dan menikahkan anaknya dengan Ian. "Dia justru yang paling tegar. Mungkin karena sudah kerap kali mendapat diskriminasi," tandas Ida yang bersama Dita dan Ajeng, anak bungsunya, menyiapkan sendiri keperluan acara pernikahan itu. "Bapak hanya bisa membantu dari dalam. Bapak, kan, punya relasi luas."
Sementara Antasari yang memberikan keterangan pers seusai menikahkan anaknya mengaku bersyukur prosesi pernikahan putrinya berjalan sesuai rencana. "Saya bersyukur bisa menunggui, bahkan menjadi wali nikah anak saya," kata Antasari yang berharap dengan bekal ilmu yang dimiliki anak dan menantunya, mereka bisa menjalani hidup dengan sederhana.
Mantan ketua KPK ini juga minta maaf jika selama prosesi pernikahan anaknya, ia hanyut dalam suasana haru. "Ada tiga kebahagiaan yang dirasakan orangtua, yakni ketika menyaksikan anaknya lahir, lulus sekolah, dan saat anaknya menikah. Saya terharu karena seharusnya saya bisa menyaksikan proses ini dari awal sampai akhir. Ternyata saya tidak bisa melaksanakan seluruhnya."
Pasangan Dita dan Ian dipertemukan ketika terjadi bencana gempa di Padang beberapa tahun silam. Saat itu, Dita yang sehari- hari menjadi dokter ini ditugaskan sebagai relawan kesehatan, sementara Ian di Padang juga sebagai relawan bencana yang memasok logistik dari Jakarta. "Setelah pertemuan itu, rupanya berlanjut ke hubungan asmara," lanjut Ida yang tahu suaminya dapat izin pulang justru dari teve.
Ketika hubungan Dita dan Ian sudah serius, Ian dipertemukan dengan Antasari yang kala itu masih ditahan di Mabes Polri. "Bapak sangat merestui hubungan mereka." Setelah pertemuan itu, Ian mengajak keluarganya menemui Antasari di penjara.
Untuk acara resepsi di Balai Kartini, Ida menyebar sekitar 1.500 undangan. Sebagian besar, katanya, relasi dan teman-teman Antasari. "Tapi siapa yang diundang saya malah tidak tahu karena yang menyortir panitia." Panitia tersebut, lanjut Ida, tentu sudah konsultasi ke Antasari. "Saya sendiri hanya menyebarkan undangan ke teman dan keluarga saja," jelas Ida sambil menambahkan, konsep pesta pernikahan anaknya adalah sederhana.
Mungkin konsepnya tak jauh dari rangkaian acara pernikahan yang digelar di rumahnya. Semuanya terkesan sederhana. Kendati begitu, sejak acara siraman hingga akad nikah banyak tokoh penting hadir. Di antaranya mantan wakil presiden Yusuf Kalla serta Ryamizard Ryacudu, mantan Kasad, yang jadi saksi nikah.
Sukrisna
KOMENTAR