Kedatangan Ermita ini mewakili keluarga Apriani. Mereka ingin silaturahmi sekaligus ingin berziarah ke pusara empat korban "Tragedi Tugu Tani" asal Jepara yang dimakamkan di pemakaman umum Singorojo, Mayong, Jepara.
Begitu sampai di rumah Teguh, Tak heran begitu datang, Ermita langsung minta diantar keluarga Teguh ke pemakaman. Usai dari makam, ibu dua anak ini lantas belanja beberapa keperluan pengajian seperti makanan kecil dan minuman. Dan tak segan-segan, Mita ikut membantu menata makanan dalam kotak.
Kantuk dan capek akibat semalan menempuh perjalanan Jakarta - Jepara seakan tak dirasakan. Baru sekitar pukul 3 siang, Mita istirahat dan menumpang mandi di rumah tetangga Teguh.
Kedatangan Mita hanya untuk silaturahmi dan sebagai bentuk bentuk kepedulian Keluarga Apriani terhadap keluarga korban. "Tak ada maksud lain," jelas Mita yang menambahkan di rumah, ibunda Apriani juga menggelar pengajian untuk mendoakan arwah para korban "Tragedi Tugu Tani". "Bahkan untuk keluarga korban di Tanah Tinggi, Jakarta, pihaknya juga mengirim dua keponakan dan sahabat almarhum ayah Apriani yang tinggal di Tanah Tinggi sebagai wakil keluarga. "Sebenarnya Bunda (Ibu Apriani, Red), ingin datang. Tapi sepertinya kondisi belum memungkinkan."
Selesai pengajian, Mita dan Acong sempat berbincang-bincang dengan keluarga Teguh. Termasuk dengan Joni yang kehilangan adik dan ibu saat kejadian itu. Jumat (2/3) Ermita dan Acong pamit pulang dengan menumpang kereta Fajar Utama dari Semarang. Pasalnya, wanita yang tinggal di Mataram, NTB ini malamnya harus mengejar pesawat Jakarta - Lombok.
Krisna
KOMENTAR