Dengan membawa peralatan seperlunya seperti tambang, Juli segera meluncur ke lokasi kejadian di Kampung Pabuaran, Cibanteng, Bogor. Bersama warga lainnya, Juli ikut turun tangan. "Kami bisa menolong warga yang jatuh ke sungai. Ada yang tergencet bambu. Wah, suasananya sangat mengharukan. Ada ibu-ibu yang menangis menyaksikan anaknya hanyut," ujar Juli.
Juli mengisahkan, tim relawan berhasil juga menyelamatkan ibu dan anak pada hari pertama kejadian, sekitar 200 meter dari lokasi. Hari berikutnya, tim penyelamat yang terjun ke lokasi kian banyak. Juli pun bergabung dengan tim SAR itu. Mereka menyusuri tiap jengkal sungai dan menelusurinya sampai sekian kilo dari tempat kejadian.
Tiap hari, ujar Juli, tim SAR menemukan jasad korban. Misalnya saja dua hari setelah kejadian, "Para relawan sudah mulai naik ke darat. Waktu itu, hari sudah sore. Saat itulah, ada jasad yang menyembul ke permukaan."
Sampai hari kelima, "Saya dengar info, ada dua jasad anak ditemukan di sebuah sungai kawasan Tangerang. Kalau benar, berarti semua korban sudah berhasil ditemukan," kata Juli seraya mengatakan, sebenarnya Sungai Cihideung bukanlah sungai besar. "Hari-hari biasa,, warga bisa menyeberangi tanpa menggunakan jembatan. Tapi, saat musim hujan seperti sekarang ini bisa berbahaya. Soalnya, bila di tempat lain hujan deras, air sungai langsung deras. Pernah beberapa tahun lalu, ada warga yang hanyut diterpa air deras saat ia mencuci pakaian."
Menurut Juli, tinggi rendahnya air bisa berubah cepat. Seperti hari itu, "Semalam hujan deras. Sisa-sisa jembatan bambu sudah tidak tampak lagi," kata Juli.
Henry
KOMENTAR