Secara pribadi, untuk saat ini aku masih lebih menyenangi membuat aksesori dibandingkan melukis. Karena dengan merangkai manik-manik, semua ide yang ada di kepalaku bisa langsung aku wujudkan. Berbeda dengan melukis. Karena masih dalam proses belajar, ketika melukis aku masih harus melihat contoh gambar. Dari lima lukisan bunga yang sudah aku hasilkan, sempat ada yang aku pamerkan. Akan tetapi belum ada pembeli yang berminat untuk mengoleksinya.
Di samping melukis, aku sebenarnya juga mempunyai ketertarikan pada dunia fashion dan desain interior. Rasanya senang sekali setiap melihat gambar-gambar di majalah yang memuat desain interior rumah. Pada dasarnya, aku juga senang mengatur perabotan rumah. Tetapi keinginan untuk mendesain interior ini untuk sementara aku pendam dulu lah, karena aku masih tinggal di rumah sakit. Dan untuk menghilangkan rasa bosan dengan suasana kamar, sementara ini aku menghias dinding kamarku dengan lukisan bunga mawar ciptaanku.
Selanjutnya, rencana ke depan aku juga sudah mempersiapkan diri untuk menjadi agen asuransi. Kebetulan salah seorang teman mengajakku ikut bergabung menjadi agen asuransi di salah perusahaan asuransi ternama. Dalam waktu dekat aku juga akan mengikuti pelatihan untuk menjadi agen asuransinya. Kata temanku, aku bisa menjadi agen asuransi yang berhasil karena mempunyai banyak kawan. Apalagi hidupku saat ini berputar di rumah sakit, sehingga mungkin saja banyak dokter yang bisa diprospek untuk menjadi nasabah asuransi.
Rencana pribadiku yang lainnya, jika aku sudah diperbolehkan keluar dari rumah sakit, mungkin aku lebih memilih untuk tetap tinggal di Surabaya daripada harus kembali ke keluargaku di Malang. Aku lebih memilih Surabaya karena di kota ini aku sudah mempunyai banyak teman dan relasi untuk memasarkan produkku. Akan berbeda jadinya jika aku harus kembali bergabung dengan keluargaku di Malang. Sebab aku harus memulai dari awal lagi untuk menjalin relasi bisnisku. Biarlah keluargaku saja yang akan menjengguku ke Surabaya.
Ya, semua itu memang masih merupakan rencana jangka panjang, panjang sekali. Karena hingga kini dokter belum memastikan kapan aku bisa keluar dari rumah sakit...
Anggapan orang, kata "operasi" mungkin sudah tidak menjadi kata yang menakutkan lagi bagi Lisa. Maklum saja, sejak tahun 2006 Lisa sudah menjalani 16 kali operasi perbaikan wajah. Namun tahukah Anda, sebenarnya Lisa juga takut mendengar kata "operasi". Bukan saja proses operasinya yang menakutkan bagi Lisa. Proses perawatan pasca operasi, terutama yang berkaitan dengan infus, itu pun sangat menakutkan bagi Lisa.
"Saya paling takut kalau sudah diinfus. Soalnya pembuluh darah saya, kan, lembut-lembut. Perawat kadang kesulitan menemukan pembuluh darah di tubuh saya untuk jalan infus. Bahkan pernah sampai tujuh kali jarum infus dimasukkan karena gagal menemukan pembuluh darah. Bisa dibayangkan sakitnya, bukan?" ujar Lisa sambil tersenyum.
Selain takut pada jarum infus, untuk urusan penampilan pun Lisa termasuk perempuan yang sangat menjaganya. Lisa mengaku, sebagai perempuan ia sangatmenyukai penampilan yang terkesan glamor. Bahkan untuk menjaga penampilannya Lisa juga sempat menurunkan berat badannya hingga 8 kilogram. Sejak akhir Ramadan tahun lalu, sejak bulan September Lisa menjalani diet. Saat itu berat badan Lisa 59 kg.
"Dengan berat badan segitu, saya sudah merasa gemuk. Sehingga dalam beraktivitas merasa terbatasi akibat berat badan. Apalagi saya orangnya, kan, gesit," ujarnya. Untuk mendukung dietnya, Lisa mengurangi mengonsumsi nasi maupun ngemil makanan kecil. Padahal saat itu, kata Lisa, ngemil merupakan "hobi" yang cukup sulit ia lepaskannya.
Lisa pun akhirnya memutuskan hanya makan buah-buahan dan mengurangi minuman yang manis-manis. Buah alpukat dipilih Lisa sebagai makanan utama untuk mengisi perutnya. Kendati demikian, Lisa mengaku masih sulit untuk mengurangi minum kopi, terutama di pagi hari. "Kalau pagi hari tidak ngopi, rasanya bisa jadi sakit kepala," ujarnya.
Kerja keras Lisa untuk menurunkan berat badannya ternyata tak sia-sia. Secara bertahap berat badan Lisa pun mulai mengalami penurunan. Hingga bulan Desember lalu, berat badan Lisa sudah turun menjadi 51 kg. Akan tetapi, kata Lisa, banyak teman-temannya termasuk dr. Nalini protes dengan bentuk tubuh Lisa yang dianggap terlalu kurus.
"Kamu, kok, kurus banget sih?" ucap Lisa menirukan perkataan teman-temannya. Agar tak selalu diprotes, Lisa pun menaikkan kembali berat badannya. Kini berat badan Lisa sudah menjadi 53 kg. "Saya ingin mempertahankannya segini saja," tukasnya.
Amir Tejo
KOMENTAR