Membuat sculpted cake ibarat seni. Punya bakat seni?
Sejak kecil saya memang suka main clay. Suka bikin replika barang-barang dari clay. Setelah puas dipandang, ganti bikin model baru lagi. Biasanya saya dapat ide membuat setelah lihat sesuatu dan tertantang untuk membuatnya. Teknik membentuk clay ini, kan, bisa di-apply ke fondant. Mungkin hobi itu yang menjadi bekal saya membuat sculpted cake sekarang ini.
Apa yang melatari hingga menekuni bidang sculpted cake?
Setelah saya lulus program psikologi di University of Woshington, saya sempat jadi guru pre- school di Seattle. Karena hanya libur di akhir pekan, saya hanya bisa buat kue di hari Sabtu dan Minggu. Saya memang sudah lama suka bikin kue. Rasanya senang bisa membuatkan kue untuk ulang tahun teman atau saudara. Mungkin karena melihat saya punya bakat, justru kakak yang mendorong saya menekuni bidang ini dengan serius.
Sreg dengan dukungan kakak?
Iya. Saya juga berpikir, kenapa tidak dicoba. Toh, saya punya modal suka. Akhirnya saya mempromosikan kue saya lewat Facebook. Sejak itu pesanan mulai datang.
Sempat ambil kursus membuat kue?
Pernah ambil short course, belajar teknik dasar fondant cake. Selebihnya dikembangkan sendiri. Saya juga pernah ambil kelas 4 hari dari seorang chef cukup terkenal di Seattle. Ini kelas yang lebih advance untuk belajar membuat detail sculpted cake.
Terlalu lama kalau saya juga belajar boga. Perlu waktu 4 tahun lagi. Saya takut kesempatannya hilang. Saat itu di Amerika sedang booming sculpted cake. Dan saya lihat di Indonesia juga mulai ramai. Kalau saya harus menunggu 4 tahun lagi, kesempatan itu akan hilang. Makanya dengan bekal hasil kursus singkat itu saya pulang ke Indonesia.
Orangtua mendukung?
KOMENTAR