Walau Vita sudah ditemukan, namun bungsu empat bersaudara ini belum berkumpul dengan keluarganya. Meski begitu, sang ibu, Lili Siahaan, yakin Vita bakal kembali ke pangkuannya setelah melakukan mediasi yang ditengahi oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). "Selama ini Vita masih dalam pengaruh orang lain," kata Lili saat dihubungi Jumat (3/2) malam.
Sedianya, lanjut Lili, Kamis lalu keluarganya dijadwalkan bertemu dengan Vita. Hanya saja karena ada kerabatnya di Salemba yang meninggal dunia, pertemuan itu diundur. "Padahal kami yakin, setelah pertemuan itu Vita pasti bisa kami bawa pulang," jelas Lili.
Namun ketika ditanya lebih lanjut, Lili justru menyerahkan percakapan ke adik iparnya, Ronald Siahaan (50). Setali tiga uang dengan Lili, Ronald yang ditunjuk sebagai juru bicara keluarga ini juga yakin, Vita pasti akan kembali ke orangtua. "Tinggal tunggu waktu saja. Jika Vita sudah pulang, akan ada tahapan selanjutnya," kata Ronald. Tahapan itu, sebut Ronald, adalah tuntutan keluarga atas pertanggungjawaban pihak keluarga Maya yang dianggap telah membawa kabur Vita yang masih di bawah umur. "Tapi semua itu akan kami lakukan setelah Vita pulang," jelas Ronald.
Yang jelas, kata Ronald, "Tidak benar Lili kerap memukul Vita seperti yang dikatakan Vita. Kami bantah semua itu. Vita itu satu-satunya anak yang dimanja. Segala permintaannya dituruti, tentu sesuai kemampuan orangtuanya." Bahkan di rumah, lanjutnya, "Nyuci piring pun tidak pernah. Enggak ada saudara-saudaranya yang diperlakukan demikian. Jadi, tidak benar kalau ibunya sering memukuli."
Soal wacana Vita yang meminta tes DNA, Ronald menyebut itu hanya diembuskan oleh media. "Enggak ada pembicaraan antara keluarga, KPAI, maupun Polda untuk itu. Kami sudah tunjukkan akta kelahiran dan surat keterangan dari bidan milik Vita ke KPAI maupun Polda. Jadi, tidak ada tuntutan untuk tes DNA." Kalau toh tes DNA tersebut harus dilakukan, pihak keluarga juga tak bakal gentar. "Mereka (orangtua Ruvita, Red.) siap tes DNA!"
Ditemukannya kembali Vita, memang sempat membuat berita besar. Jumat (27/1) itu, seharusnya menjadi hari bahagia bagi Lili. Sayang, keinginan Lili untuk langsung membawa Vita pulang tak terlaksana. Bahkan pertemuan yang berlangsung penuh derai airmata tersebut seperti membuka aib bagi dirinya. "Aku kesal aja. Aku enggak disekolahin, aku dipukuli," ujar Vita sambil terisak saat ditanya alasannya minggat dari rumah.
Selama ini, kata Vita, Lili sering memukulnya untuk kesalahan-kesalahan kecil. "Misalnya mau main pakai baju syuting, diomelin. Padahal, aku cuma pakai buat jalan-jalan. Terus, kalau mau jalan-jalan, mesti nangis-nangis dulu baru dikasih izin. Kadang dipukuli dulu," ungkapnya.
Sambil menyeka airmata Vita dengan handuk kecil, Lili yang saat itu berdiri di samping Vita membenarkan pengakuan anaknya. Kata Lili, semua itu dilakukan bukannya tanpa alasan. Salah satunya, putri bungsunya yang masih di bawah umur itu kerap pulang malam. "Waktu itu bulan puasa, dia pulang jam 24.00. Dia sering sekali seperti itu. Sebagai orangtua, saya marahi. Saya suruh masuk rumah, dia enggak mau, makanya saya tarik rambutnya. Waktu menarik rambut itu juga enggak kencang, kok, hanya sebentar saja. Setelah itu, saya masukan karet gelang ke kakinya. Saya selepet gitu. Setelah itu kulitnya jadi biru-biru karena kakinya, kan, putih," ujar Lili.
Mendengarkan penjelasan Lili, Vita terus bersikukuh kerap dipukuli sang ibu dalam banyak kesempatan lain. Seperti tak tahan mendengarkan keluhan Vita, Lili hanya bisa menjawab, "Sudahlah, Nak. Sudah, ya. Mama yang salah," ujar Lili kepada Vita.
Meski begitu, Lili mengaku tak mau menyalahkan Vita. Baginya, apa yang diungkapkan Vita kepada awak media tersebut dikarenakan usianya yang masih sangat muda sehingga kepribadiannya pun masih labil. Sebagai orangtua, Lili tak mau menuruti emosi. "Mungkin lagi labil, ya? Masih anak kecil. Istilahnya, dibilang ke sana, ya, ke sana. Dibilang ke sini, ya, ke sini. Kalau saya, sih, enggak (berlaku kasar). Demi Allah, enggak!"
Sukrisna, Renty Hutahaean
KOMENTAR