Setelah lulus kursus salon di Puspita Martha Jakarta pada tahun 2005, Liza memberanikan diri membuka salon di Medan, tepatnya di Jl. Mojopahit. "Ternyata membuka salon tidak semudah yang dibayangkan orang. Tapi tak berapa lama saya ditawari promo gratis di internet oleh 88DB. Lama-lama jadi banyak yang tahu," cerita Liza.
Awal kariernya membuka kursus pun tak disengaja. Salah satu pelanggannya ada yang hendak pindah ke luar negeri. Karena di tempat tinggal barunya banyak wanita risih dilayani capster lelaki, sang pelanggan lantas berguru kepadanya. Sejak itu, Liza semakin percaya diri mengajar. Kini, sudah puluhan orang yang belajar tata rias dan rambut padanya.
Soal harga, Liza mematok berdasarkan paket yang bisa diambil. Untuk paket pengantin, terdiri dari make-up dan rambut mulai dari harga Rp 1,5 juta. Memilih untuk tidak mengambil paket juga bisa. "Make-up pengantin dan rambut dipatok Rp 1 juta, merangkai bunga rambut melati Rp 350 - 500 ribu, make-up pre wedding dan rambut Rp 350 ribu, sementara make-up dan jilbab modifikasi Rp 250 ribu," papar Liza.
Selain tata rias pengantin, Liza juga menerima kelas-kelas lain. "Untuk materi tata kecantikan rambut biayanya Rp 7 juta dengan waktu belajar 60 kali pertemuan. Kelas facial Rp 1,5 juta selama 7 kali pertemuan, kelas lulur tradisional Rp 1,5 juta selama 7 kali pertemuan, dan lain-lain. Itu sudah termasuk obat-obatan, perlengkapan, dan sertifikat."
Sekolah kecantikan Puspita Martha International Beauty School (PMIBS) dirintis Martha Tilaar sejak 3 Januari 1970. Kala itu, Martha yang memiliki latar belakang pendidikan kecantikan, memutuskan membuka salon sekaligus sekolah bernama Jakarta School of Beauty & Modeling di garasi orangtuanya di Jl. Tosari No. 47, Jakarta Pusat.
Kini, sekolah yang bertransformasi menjadi PMIBS ini telah berkembang pesat, bahkan cabangnya sudah dibuka di berbagai kota besar di Indonesia. Di Jakarta, PMIBS berlokasi di Jl. KH Wahid Hasyim 19-21, Jakarta Pusat.
Tercatat, hingga 2011 lalu PMIBS sudah menghasilkan sekitar 350 ribu alumni. Nama-nama pesohor tata rias tanah air juga banyak dicetak di sini. Di antaranya Gusnaldy, Sugimartono, Chenny Han, Anna Amircel, Henny Susanto (pemilik WO The Greeny), Maria Goretty (pemilik Christopher Salon), May May bersaudara (pemilik May May Salon), Yeni Soewargana, Teguh Wijaya Negara, dan masih banyak lagi. Bukan hanya yang bergerak di bisnis kecantikan, beberapa juga kemudian menjadi enterpreneur sukses seperti Lily G. Karmel (instruktur senam) dan Shinta Dewi Dyah Sekar (pemilik photo studio 55).
"Semua program kecantikan top to toe mulai hairdressing, beauty aesthetic, spa, dan make up, serta beberapa workshop pendukung seperti flower arrangement, hijab, dan acessories making diberikan demi mencetak tenaga terlatih dan profesional sesuai standar keilmuan modern," ungkap Wulan Tilaar, Direktur PMIBS. Wulan juga menegaskan, di PMIBS bukan hanya bertujuan mencetak tenaga terapis tapi juga manajer maupun pemilik usaha kecantikan.
"Di sekolah kami juga diajarkan ilmu manajemen praktis untuk memulai usaha kecantikan. Misalnya, di school of beauty aesthetic dan school of spa juga diberikan kelas manajemen," ungkap Wulan.
Demi mencapai standar mutu internasional, PMIBS tak segan-segan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak sesuai kompetensinya. Misalnya, guna melengkapi skill tata busana PMIBS juga bekerja sama dengan ESMOD. Untuk menambahkan pengetahuan merangkai bunga, mereka juga bekerja sama dengan NEWLINE. Di kelas kerudung pengantin, pemberian materinya bekerjasama dengan SQUARE. Dan untuk kelas aksesori juga diadakan kerjasama dengan Elizabeth Wahyu. Semua ini ditempuh demi memberikan pengetahuan yang menunjang bisnis kecantikan.
Selain itu, pendidikan akademi yang diberikan sudah terstandarisasi oleh kerjasama dengan lembaga internasional seperti CIDESCO (kecantikan kulit), CIBTAC (photographic and fashion make up), PIVOT POINT (tata rambut), dan ISPA (spa). "Otomatis lulusan akademi kami bisa meraih gelar sesuai kategori pendidikannya," ungkap Wulan.
PMIBS juga punya program beasiswa bernama empowering woman. "Melalui seleksi BaliSari Training Centre, peserta dari ekonomi kelas bawah maupun dari daerah tertinggal dapat bekerja di Martha Tilaar Salon and Day Spa," pungkas Wulan.
Debbi, Laili
KOMENTAR