Ketika matahari pagi mulai meninggi, halaman Loji Gandrung, rumah dinas Walikota Solo, mulai didatangi orang-orang yang penasaran ingin melihat bahkan menjajal mobil berplat AD 1 A milik Joko Widodo yang akrab disapa Jokowi. Sejumlah orang yang ada di halaman Loji Gandrung keturutan menjajal mobil itu lantaran Sang Walikota dengan senang hati memberikan kuncinya.
Maka, mobil yang semula terparkir di garasi pun berulang kali meluncur di halaman rumah besar yang asri itu. Begitu banyaknya orang penasaran melakukan test drive, sampai-sampai bagian belakang mobilnya retak. "Itu gara-gara ada anak SMK yang nyoba malah nabrak tiang tembok garasi," tutur salah seorang petugas keamanan di rumah dinas walikota.
Tak cuma rumah dinas yang kebanjiran masyarakat yang penasaran. SoloTechno Park (STP), tempat Kiat Esemka dirakit pun kebanjiran pengunjung. Ada yang sekadar melihat-lihat mesin mobil sembari mengelus-elus bodinya yang kinclong. Namun ada juga yang penasaran ingin tahu bagaimana cara memesan mobil tersebut.
"Penasaran sekali saya. Berapa, ya, harganya? Kalau mau pesan sama siapa dan bagaimana caranya?" tutur Ny. Heri, istri salah satu pejabat Pertamina Balongan, Cirebon, yang menyempatkan diri datang ke STP bersama suami, anak laki-laki, dan ibu mertuanya.
Di rumah, lanjut Ny. Heri, masing-masing anggota keluarga sudah memiliki mobil. "Tapi anak saya, Ryan, pengin punya Esemka ini. Di mana, sih, bisa inden?" lanjutnya sembari menunjuk suami dan anaknya yang tengah melihat-lihat mobil jenis Rajawali buatan SMKN 2 di ruang display STP.
Kebingungan cara memesan mobil juga dialami H. Sugeng Haryadi, STR, dosen Akademi Pelayaran Nasional di Surakarta. Sugeng mengaku sudah melakukan test drive Kiat Esemka prototipe Rajawali seperti yang dimiliki Jokowi. "Mesinnya oke. Cuma AC-nya belum adem. Mungkin karena belum penuh freonnya,ya. Saya tes drive cuma di depan STP, kok. Belum sampai ke luar kota. Secara interor juga sudah cukup bagus dibanding mobil buatan luar negeri. Saya, kan, pernah mencoba Proton punya Malaysia waktu berlayar ke Penang," terangnya.
Meski mengaku sudah memiliki mobil, Sugeng tetap ngotot ingin memesan satu unit Kiat Esemka. "Saya tertarik karena mobil lokal lebih murah. Di koran saya baca harganya Rp 95 juta. Tapi belum diuji emisi. Ya, sudah saya sabar menunggu saja. Mudah-mudahan spare part-nya gampang diperoleh dan harganya murah, bisa terjangkau masyarakat luas di negeri kita. Yang perlu disempurnakan hanya soal warna bodi, jangan cuma hitam biar suatu saat masyarakat bisa memilih warna lain."
Mobil Kiat Esemka memang belum diproduksi secara masal, lantaran selama ini dirakit sebatas untuk pembelajaran siswa SMK. Ditambah lagi belum mengantongi sertifikat uji emisi di BPPT, sehingga belum bisa on the road. Berhubung Jokowi memesan khusus mobil itu sejak enam bulan lalu kemudian dipamerkan ke khalayak, maka demam Kiat Esemka pun merebak dan menjadi isu nasional. Jokowi mendadak mendapat dukungan moril dari masyarakat dengan ikut memesan mobil karya anak bangsa itu.
"Pesannya jangan sama saya, lho," tegas Jokowi ketika ada warga yang tiba-tiba bertanya kepada dirinya.
Menurut Direktor Pelayanan dan Pengembangan STP, Gampang Sarwono, berhubung antusiasme masyarakat begitu besar, ada rencana pengembangan bisnis mobil Esemka. Pertemuan yang membahas semua itu sudah dilakukan antara Walikota Jokowi dengan STP, Deputy Menko, stake holder terkait, dan SMK se-Surakarta. Juga dengan sejumlah ahli yang sudah membantu perakitan. Dalam hal ini Kiat Motor milik Sukiyat. Koordinator terakhir STP.
KOMENTAR