Vita sudah menekuni dunia "gemerlap" sejak usia 8 tahun. Kala itu Lili memasukkannya ke sebuah agensi yang berkantor di sekitar Sarinah, Jakarta Pusat. "Sejak kecil dia memang sudah centil dan senang difoto," ujar Lili. Lingkungan di tempat ia tinggal pun mendukung. Vita kecil kerap melihat syuting sinetron di Kampung Artis, Cipayung, bersama teman sebayanya. Nah, sesekali kru mengajak mereka ikut menjadi figuran. "Kalau sekadar jadi figuran anak-anak, sih, sudah sering. Tapi, ya, itu, tidak tentu."
Menginjak usia 8 tahun, Vita sempat menjadi juara umum lomba model iklan. "Dari situ dia pengin menjadi bintang. Keluarga tak ada yang menyuruh. Kami hanya mengarahkan saja," tambah Lili yang membantah tudingan beberapa media yang menyebutnya sengaja mengeksploitasi Vita untuk mencari uang dengan memaksanya menjadi model iklan.
Meski sudah dua kali membintangi iklan dan main sinetron, bukan berarti Vita banyak uang. Lili menyerahkan semua urusan kontrak ke agensinya. "Untuk iklan pun, saya tak pernah tanda tangan kontrak. Semua yang mengurus agensi Vita," ujar Lili yang tak percaya jika Vita pergi karena tak mau tinggal lagi bersama keluarga. "Saya yakin dia sekarang masih dalam pengaruh orang."
Harapan Lili dan keluarga, Vita segera pulang. "Dia pergi tak membawa apa-apa kecuali baju yang melekat di badan. Saya berharap dia pulang dengan selamat. Itu saja," kata Lili dengan mata berkaca-kaca.
Ya, rumah kontrakan bertembok merah marun ini kini ditinggal salah satu penghuninya. Di ruang tamu, boneka beruang ukuran besar milik Vita teronggok di lantai yang dialasi dua kasur tipis. Sepertinya, ruangan itu beralih fungsi sebagai kamar tidur jika malam menjelang. Hingga hari ke-12, Vita pergi meninggalkan teka-teki yang sepertinya hanya bisa dijawab oleh Vita sendiri.
Apa gerangan yang terjadi dengan Vita di mata para konsultan spiritual? Priyashiva Akasa Dwijendra yakin, menghilangnya Vita bukan kasus penculikan. "Lebih banyak disebabkan masalah emosional yang masih labil," katanya. Pemicunya ditengarai berkaitan dengan orangtuanya, terutama sang ayah. "Ada suatu hal yang tidak diceritakan ayahnya Vita ke publik. Ini berkaitan dengan keinginan Vita yang tidak dituruti ayahnya hingga membuatnya kesal, tertekan, dan kecewa. Sebenarnya pemicu kaburnya Vita ini terjadi pada Desember tahun lalu."
Jika disebut soal cinta sebagai pemicu kepergian Vita, Priyashiva tak sepakat. "Meskipun di sini terlihat Vita memang memiliki kenalan dekat seorang pria yang usianya lebih tua darinya, tapi tidak. Vita tinggal bersama temannya di sebuah tempat, masih seputar Jabodetabek."
Ahli spiritual ini malah menjamin Vita bakal kembali ke orangtuanya kurang dari tiga minggu tanpa harus dicari. "Dia akan pulang sendiri, tapi bisa dicoba untuk menelusuri dari kenalan Vita di seputar warnet atau teman-teman Facebook-nya." Kalaupun gadis itu pulang, lanjutnya, "Bukan berarti masalah selesai. Di sepanjang tahun 2012 ini keadaan emosi Vita masih akan terus bergejolak. Ia akan lebih sering kesal dan ngambek karena merasa tertekan oleh masalah keluarga dan sekolah. Gejolak emosi ini rawan terjadi pada bulan Februari, Maret, Juli, November, dan Desember. Ada kemungkinan di bulan-bulan tadi Vita kabur lagi jika stresnya kembali."
Menerawang kepribadian Vita, Priyashiva melihatnya sebagai sosok gadis yang aktif dan dinamis, meski keras kepala dan cenderung egois. Ia juga seorang yang tidak suka dikekang, mudah jenuh, dan tidak sabaran. "Dia suka traveling, menyukai tantangan, serta gemar berpetualang atau mencoba hal-hal baru. Dia juga mudah akrab dan percaya pada kenalan baru. Perkenalan dengan teman-teman baru ini yang menyebabkan Vita berani minggat karena kesal dan jenuh."
Penerawangan sedikit berbeda dilontarkan James Ramal lewat kartu poker sebagai medianya. "Penyebabnya masalah intern dengan salah seorang anggota keluarga. Tapi Vita akan kembali, kok, ke rumahnya. Hanya saja ada komitmen yang harus dilakukan antara Vita dan orangtuanya."
KOMENTAR