Ibarat sekuntum bunga, karier Ruvita Sari Siahaan (13) baru mulai merekah. Vita, begitu gadis cilik ini disapa, baru saja menuntaskan 21 episode sinetron anak-anak yang diberi judul Duet. "Dia memerankan Siska sebagai pendamping pemeran utama," cerita Lili Siahaan (50), ibunda Vita, di rumah kontrakannya di Gang Mangga, Cipayung, Jakarta Timur.
Sinetron yang menceritakan persahabatan anak-anak ini, kata Lili, belum tahu mau tayang di teve mana. "Syutingnya, sih, lumayan lama dan berpindah-pindah. Kadang di sebuah SD di Pondok Labu dan Ragunan. Pernah juga syuting di Cirendeu, Jakarta Selatan."
Inilah kegiatan terakhir Vita sebelum menghilang dari rumahnya, Senin (9/1) lalu. "Syuting sinetron itu 'dibungkus' (selesai, Red.) 9 Desember lalu, sekitar pukul 03.00." Ada kejadian yang mengejutkan saat itu. "Rupanya, teman dan kru sinetron ingin memberi kejutan ke Vita. Tiba-tiba lampu dimatikan. Vita yang takut gelap langsung menjerit. Saya kira ada apa, ternyata begitu lampu menyala teman-temannya menyanyikan lagu ulang tahun."
Ya, hari itu bungsu dari empat bersaudara ini genap berusia 13 tahun. "Meski sudah mulai dewasa, ke mana-mana masih saya antar. Termasuk saat syuting atau audisi," kata Lili. Setelah usai syuting Duet, Vita yang pernah membintangi beberapa iklan teve, antara lain Choki-Choki dan Energen, menganggur di rumah.
Sejak kelas IV SD Vita memang memilih belajar di rumah. "Dia malu karena sering bolos. Maklumlah, kalau pulang syuting sampai jam 03.00. Mana bisa bangun pagi untuk sekolah?" Sebagai gantinya, Lili memanggil guru les ke rumah. "Tapi bukan home schooling. Dia memberi les beberapa mata pelajaran saja."
Tiga hari Vita tinggal di rumah seusai menyelesaikan sinteron tadi, "Dia minta diantar ke rumah orangtua angkatnya di Lenteng Agung. Tiga minggu dia di sana." Vita baru kembali ke rumah setelah mendapat panggilan kasting bintang iklan So Good di Kampung Artis, Cipayung. "Tiba-tiba saja dia nongol. Padahal, biasanya kalau pulang suka ngasih tahu saya. Dia pulang diantar opanya."
Di hari yang sama, Vita sudah menerima hasil kasting. Ia tak lolos audisi. "Pesertanya banyak banget. Mungkin karena belum rezeki," kata Lili seakan memaklumi. Info adanya audisi bintang iklan itu juga disampaikan Lili ke Helmi, anak adik Lili di Bekasi. "Helmi juga tertarik dan pengen ikut audisi. Ya sudah, saya suruh ke sini."
Seusai mengantarkan Helmi audisi, Vita malah minta izin ikut tantenya ke Bekasi. "Saya izinkan. Dia pulang Minggu malam dengan mengenakan baju ini," kata Lili sambil menunjukkan blus putih bermotif polkadot merah. "Sampai tidur, dia masih pakai baju ini," tandas Lili.
Esoknya, Vita baru bangun sekitar pukul 09.00. Setelah mandi dan sarapan, "Dia pamit ke warnet yang jaraknya tak lebih dari 500 meter. Dia memang sering main ke situ. Kebetulan abangnya kerja di situ, tapi hari itu masuk malam." Kepada Lili, Vita pamit akan main internet dua jam. "Saya tak curiga apa-apa. Dia tak pernah menunjukkan hal-hal yang aneh. Seperti biasa saja."
Dua jam berlalu, Vita tak juga muncul. Lili pun menyusul ke warnet tanpa prasangka apa-apa. Dia baru merasa janggal setelah mengetahui Vita tak ada di warnet, dan makin panik setelah handphone bungsunya itu tak bisa dihubungi. Apalagi Vita juga mengirim pesan di Facebook abangnya bahwa ia pergi ke tempat yang aman dan tak perlu dicari! "Takut ada apa-apa, saya lapor ke polisi."
Ada banyak cerita setelah Vita pergi. "Saya sudah mencari ke mana-mana. Awalnya, setiap kali ada info soal keberadaan Vita, selalu saya cek. Sampai capek badan ini," jelas Lili yang hingga hari ke-12 ini mengaku belum bisa tidur nyenyak dan makan enak. "Pikiran selalu ke Adek (panggilan Vita, Red.)."
Bahkan hingga Jumat (20/01) siang, masih banyak yang memberi info keberadaan Vita. "Katanya ada yang lihat Vita sedang ada di jembatan tempat saya dulu sering mengajak dia main. Tapi saya belum mengecek," sela sang ayah, Edison Siahaan (55), yang sejak bungsunya hilang belum masuk kerja. "Hari ini sebenarnya pengin masuk, tapi bos malah menyuruh saya libur dulu," jelas pria gempal yang sehari-hari membuat spring bed.
Kini setiap ada informasi, ia selalu memilah-milah. "Saat dikasih tahu hati ini ada rasa deg-degan, sepertinya wajib dicek. Kalau biasa, sih, ya enggak perlu dicek," tandas Edison yang sejak anaknya menghilang juga sudah menyebar ratusan foto Vita.
Di jejaring sosial seperti Facebook maupun Twitter, ada juga laman yang mendukung pencarian Vita. Pengguna BlackBerry juga sering terima pesan berantai soal informasi hilangnya Vita. "Saya tak tahu internet tapi penyebaran informasi ini sangat cepat dan luas sekali," jelas Lili yang mengaku tak pernah dapat firasat apa-apa tentang kepergian Vita. Hanya, beberapa bulan belakangan ini, Vita bilang mengaku tak betah tinggal di rumah yang sebulan dikontrak Rp 500 ribu. "Tapi saat saya tanya kenapa tidak betah, dia enggak bilang apa-apa. Cuma merasa tak betah saja."
Mendengar keluhan bungsunya yang jika mengambek hanya mengurung di kamar ini, Lili sempat menawari pindah dari kontrakan yang sudah dihuni selama setahun ini. "Tapi dia tak jawab apa-apa." Padahal, menurut Lili, rumah yang sekarang ditempati jauh lebih memadai dibanding kontrakan sebelumnya di Jl SMA 64, Cipayung, yang berada tepat di belakang Kampung Artis. "Di sana masih rumah petak. Di sini malah sudah ada dua kamar. Tapi entah mengapa Vita, kok, mengaku tidak betah."
Pernah juga Vita berkata pada Edison ingin membelikan rumah untuk orangtuanya. "Itu mimpinya," ujar Edison.
Sukrisna/ bersambung
KOMENTAR