"Sebenarnya saya menemukan resep chiffon cake ketan hitam ini secara tak sengaja. Saat saya jalan-jalan ke Bandung, saya ada lihat orang jual cake ketan. Karena penasaran, sampai di Medan, cake ketan itu saya 'poles' lagi hingga akhirnya jadilah Chiffon Cake Ketan Hitam (CCKH)," ujar Juanda saat ditemui di toko merangkap cafe di Jl Mojopahit, tepatnya di sentra penjualan Bika Ambon, Medan.
Menurut Juanda, CCKH ini sampai saat ini belum ada dijual di Medan. "Saat memperkenalkan rasa CCKH ini pada pelanggan, saya surprise betul, ternyata inovasi saya berkreasi dengan ketan hitam bisa membuat rasanya pas bagi lidah orang Medan, apalagi bahan baku ketan hitam kan gampang ditemui dipasaran," aku Juanda.
Untuk memperoleh rasa yang lain dari pada yang lain, Juanda melakukan modifikasi dan kreasi terhadap ketan hitam. "Memang bahan baku ketan tetap saya beli di pasar. Tapi, saya menggiling sendiri ketan itu. Jadi, saya tahu kualitas ketan hitam itu sendiri. Setelah jadi tepung, ketan hitam, dicampur dengan santan, gula, telur, tepung beras dan mentega," ujar Juanda yang mengklaim dialah yang pertama dan satu-satunya yang memproduksi CCKH ini.
"Cara membuatnya, aduk semua bahan dalam satu wadah, setelah dijadikan adonan lalu dibakar kurang lebih sejam. Setelah cake matang. Lalu, diangkat dan tunggu sebentar lalu dipotong kecil-kecil jadi 16 potong."
MenurutJuanda, saat pertama kali makan CCKH, orang akan menduga bahan bakunya dari tape. "Apalagi, kalau kita tak ngomong duluan kalau bahan baku cake ini dari beras ketan. Orang tak kan tahu," ujar Juanda yang sengaja bikin CCKH ini agar cake-nya lain dari pada yang lain. "Kalau cake biasa rasanya manis, lemak dan wangi, tapi kalau CCKH ini saya jamin rasanya memang beda karena unik dan aneh rasanya serta lembut cakenya," kata Juanda terkekeh.
Juanda 'banting' setir jadi pengusaha kuliner sejak 4 tahun lalu. "Tapi membuat CCKH ini baru setahun yang lalu," aku pria dua anak yang menamakan toko dan cafenya Yammie. Toko buka sejak 09.00 pagi hingga 19.30 wib. Rasanya, memang pas kolaborasi Juanda ini disamping dia manajemen tokonya, istrinya Aninah (42), kadang-kadang ikut produksi.
Di awal-awal menghadirkan CCKH ini pada masyarakat ternyata banyak yang menanggapi positif. "Orang tahu CCKH ini awalnya dari mulut ke mulut. Kemudian banyak yang pesan bahkan sampai dibawa keluar kota seperti ke Aceh. Mereka sampai bawa CCKH mencapai 8-10 kotak. Mungkin, orang bisa bawa keluar kota karena ketahanannya mencapai 2 hari," jelas Juanda.
Untuk mendapatkan hasil yang bagus, CCKH tak semuanya diproduksi. "Biasanya, kalau CCKH ini habis lalu diproduksi lagi, begitu seterusnya, agar dihasilkan rasa yang tetap terjaga, sehari-hari terakhir memproduksi CCKH ini hingga pukul 2 siang, " ujar Juanda menjelaskan harga CCKH ini dibanderol Rp 40 ribu per kotak dan dipesan orang buat arisan, pesta perkawinan, dan lain-lain.
Debbi Safinaz / bersambung
KOMENTAR