Kapan sebaiknya memulai trading, sebetulnya sangat relatif, tergantung masing-masing. Langkah penting pertama adalah tanyakan pada diri sendiri apakah Anda memang tertarik untuk trading? Kalau tidak tertarik, percuma juga karena pasti tidak akan mau belajar. Yang kedua, harus mulai sedini mungkin dan belajar lebih dulu. Apalagi untuk trader, selain belajar fundamental juga harus belajar teknikal (grafik).
Ellen memaparkan metode MIND MAPS (Mindset, Money management, Analisa, Psikologi trading, dan Strategi) untuk trading." MIND MAPS ini seperti kaki meja, kalau hilang satu kaki saja, meja akan kolaps. Misalnya, orang seringkali hanya memerhatikan Strategi. Padahal, tanpa Money management misalnya, tidak akan berhasil juga," jelas Ellen yang pernah mengalami kerugian cukup besar saat krisis ekonomi dunia tahun 2008 lalu. Contoh lain, Si A jago menganalisis, sementara Si B tidak. Tapi, ternyata Si B lebih banyak profitnya ketimbang Si A. Ternyata, Si B jago dalam hal Money management.
Selain itu, menjadi trader juga harus tahu strategi meminimalkan risiko, melakukan proteksi dengan stop loss, bagaimana memilih level masuk atau saat beli yang benar, dan sebagainya."Yang tak kalah penting adalah psikologi trading. Seringkali orang tidak jujur pada diri sendiri. Ketika analisa menunjukkan harga saham akan turun, mereka tidak mau jujur mengakuinya dan tidak mau keluar atau jual. Akibatnya, mereka rugi."
Trading Sambil Antar Anak Sekolah
Salah seorang ibu rumah tangga yang aktif melakukan trading saham adalah Linda Parman (35). Ibu dua anak yang tinggal di Jakarta ini mulai akrab dengan saham sejak akhir tahun 2009. "Sebelumnya, saya main forex tapi rugi terus," ujarnya. Oleh Sang Suami, Linda kemudian disarankan untuk mencoba saham.
Awalnya, Linda masuk trading saham tanpa "bekal" apa-apa. Akibatnya, kerugian pun ia alami. Ia sempat ikut semacam kursus saham, tapi masih belum membuatnya paham juga. Baru setelah ikut pelatihan trading saham sekitar bulan September 2011 lalu, Linda mengaku mulai tahu cara "bermain" saham yang benar.
Tak cuma trading sendirian, ia juga mengenalkan saham kepada putranya yang baru berusia 7 tahun. "Kadang-kadang saya minta ia nungguin laptop memerhatikan pergerakan harga, sementara saya mengerjakan pekerjaan rumah lainnya. Kalau harga bergerak, saya minta ia membacakan. Ia juga sudah bisa membuat charting line, lho," lanjut Linda yang juga sudah membelikan saham bagi putranya tersebut.
Linda kini menganggap trading saham sebagai pekerjaannya. Trading for living, istilahnya. "Wanita, kan, diberi kemampuan multitasking. Jadi, sambil mengerjakan pekerjaan rumah yang lain atau mengantar anak sekolah, saya bisa melihat pergerakan harga saham lewat tablet," ujar Linda yang kini juga mulai mengenalkan dan mengajarkan trading saham kepada beberapa kerabat wanitanya.
Linda memberikan tips bagi wanita yang pengin terjun ke dunia saham, "Yang pertama mental harus kuat, apalagi kalau market lagi naik-turun seperti sekarang," katanya. Yang kedua harus serius. Trading saham khususnya, bukan buat main-main. Dan yang terakhir, harus mau belajar. "Kalau cuma asal terjun, pasti bakal rugi," lanjut trader yang mengaku sudah mengantungi profit sekitar 30 persen sejak "melek trading saham" bulan September lalu.
Hasto Prianggoro
KOMENTAR