Rajin, ya, mengikuti sidang. Bagaimana kondisi Mama?
Ya, seperti yang terlihat, kalau ketemu di pengadilan, Mama selalu kelihatan tertekan dan tegang. Kalau saya lihat, sih, Mama pastinya stres. Sebenarnya tiap kali datang menemani sidang saya sedih, tapi kalau di depan Mama saya selalu berusaha menahan tangis. Kalau Mama sampai melihat saya down, entah bagaimana perasaannya nanti.
Apa yang dibicarakan tiap bertemu?
Kami kangen-kangenan saja. Tidak ada pembicaraan yang khusus, kok. Standar saja. Biasanya Mama titip pesan supaya saya, kakak, dan adik jaga diri baik-baik selama dia tidak di rumah. Mama juga mengingatkan agar kami rajin salat, banyak berdoa agar semua permasalahan ini cepat selesai. Justru Mama yang menguatkan kami semua agar tetap tegar.
Denise selalu datang sendiri?
Biasanya gantian sama kakak. Kalau ke Pengadilan atau rutan (Rumah Tahanan Pondok Bambu, Red.) saya juga selalu ditemani tim kuasa hukum Mama. Tapi karena kakak masih kuliah sambil kerja juga, jadi saya usahakan selalu hadir menemani Mama. Kalau adik, karena dia masih kelas 1 SMU, saya minta dia fokus sekolah saja.
Kegiatan jadi terganggu, dong?
Seiring proses hukum berjalan untuk kasus ini, pekerjaan saya sebagai head event di sebuah event organizer (EO) sengaja sedikit dikurangi. Ya, diselang-seling dengan mendampingi Mama. Hanya inilah bentuk support yang bisa kami, anak-anaknya, berikan untuk Mama.
Saya kuliah di bidang marketing bussiness. Tadinya, sih, terinspirasi ingin seperti Mama, bekerja di bank. Tapi setelah kejadian ini, saya kapok, ah. Tidak mau berhubungan lagi dengan bank, ha ha ha... Makanya saya menyibukkan diri di EO saja. Apalagi saya memang tertarik di bidang kreatif, tentu dikombinasikan dengan ilmu perkuliahan saya.
(Dari info yang didapat, EO tempat Denise bekerja sering menyelenggarakan acara musik untuk komunitas kampus dan lainnya).
Seperti apa kondisi keluarga saat ini?
Sekarang ini kami bertiga masih tinggal bersama di satu rumah. Selama tidak ada Mama, saya mengambil alih peran Mama mengurus rumah tangga. Ya, mengurus adik yang masih sekolah juga. Saya harus membesarkan hati dia juga supaya terus mendoakan Mama. Soalnya, kan, sebagai anak paling kecil, dia yang paling dimanjain Mama. Masih suka ingat kami dulu banyak becanda dan ketawa-ketawa. Kalau lagi latihan balap (slalom), Mama juga suka nemenin dia. Juga untuk modifikasi mobil dan kebutuhan lainnya. Makanya, dia yang sepertinya paling merasa kehilangan. Kalau kakak saya, sibuk di bidang otomotif.
Sebagai satu-satunya anak perempuan, dekat dengan Mama, dong?
Kalau dibilang dekat, ya, kami memang dekat. Walaupun dulu waktu Mama habis buat kerja, tapi dia selalu berusaha meluangkan waktunya untuk kami. Karena sama-sama perempuan, kami berdua suka ke salon bareng, luluran, dan lain-lain. Kalau ramai-ramai sama adik dan kakak, biasanya kami ke mal, nonton, dan makan bareng. Tiap jalan-jalan Mama juga senang beli baju.
(Denise tersenyum. Matanya menerawang, mengenang saat-saat indah bersama ibunya).
Ade Ryani/ bersambung
KOMENTAR