Nah, ada lagi soto ayam kampung yang patut di rasakan kelezatannya di Blitar, yakni Soto Fauzi. Berlokasi di Jl Dr. Wahidin No. 38, soto ini mudah ditemukan karena letaknya dekat dengan alun-alun kota. Siti Romlah (47), istri Ahmad Fauzi sang pemilik warung soto, bertugas melayani pelanggan di warung. Sebaliknya, Fauzi bertugas meramu bumbu dan membuat soto di dapur rumah yang terletak tak jauh dari warungnya.
"Kami berbagi tugas karena Bapak yang memasak, jadi saya yang siap melayani pelanggan di warung. Sudah sekitar 10 tahun yang lalu kami menjalani usaha soto di warung ini. Sebelumnya, 14 tahun yang lalu hanya Pak Fauzi saja yang berjualan soto berkeliling dengan gerobak," papar Siti.
Soto Fauzi dikenal enak karena memiliki kuah kaldu yang amat gurih. Lantaran berbahan dasar ayam kampung pilihan yang diracik dengan bumbu rempah yang pas sehingga terasa begitu nikmat.
"Dalam membuat soto ini sebenarnya tidak ada bumbu rahasianya, sama saja dengan bumbu rempah-rempah untuk membuat soto. Hanya saja, ayam kampung yang dimasak memang ayam pilihan sehingga kaldunya juga jadi terasa lebih gurih dan nikmat. Resep itu, Pak Fauzi yang buat," jelasnya.
Soal harga pun Soto Fauzi ini tergolong bersahabat, Rp 5 ribu untuk semangkuk soto ukuran sedang. Sementara suasana warung yang luas dan bersih memang akan membuat pelanggan merasa lebih nyaman saat bersantap. Namun, jangan sampai kehabisan apabila ingin merasakan Soto Fauzi di hari minggu, sebab sejak pukul 05.30 pagi biasanya sudah dipenuhi pelanggan yang akan sarapan. Fauzi dan Siti akan menutup warungnya pada pukul 16.00.
Ingin suasana makan yang lebih nyaman dengan pelayanan ekstra namun tetap bisa menikmati sajian soto khas Blitar? Datang saja ke The Colony Restaurant, Hotel Tugu Sri Lestari, hotel nomor satu di Blitar, untuk mencicipi Soto Tak Kemplang. Dari namanya yang terkesan unik, konon ada cerita menarik di balik nama soto khas Kota Patria ini. Menurut Suhartini, Manager Operasional Hotel Tugu, "Dulu ada seorang tukang soto di Lamongan yang sangat berbaik hati karena semasa hidupnya banyak orang yang makan soto di tempatnya berutang atau tak bawa uang, bahkan tak jarang di-kemplang (tidak bayar). Baru setelah si penjual soto meninggal, mereka sadar betapa baiknya tukang soto ini."
Ternyata, tak hanya cerita unik di balik nama soto ini saja yang membuat daya tarik para pejabat kota untuk selalu mampir ke The Colony menikmatinya, tapi karena memang rasanya juga enak. Soto Tak Kemplang di The Colony merupakan soto ayam kampung dengan sajian istimewa. Harga per mangkuknya memang relatif mahal Rp 28 ribu. Namun, soto yang dilengkapi taburan emping melinjo ini terasa sangat istimewa karena diolah oleh chef hotel yang diyakini akan membuat para penggemar soto ketagihan.
"Soto ini disediakan dengan isian komplet. Ada soun, irisan kentang, suwiran ayam kampung, ampela dan hati ayam, uritan telur, dan yang khas adalah taburan koya," papar Suhartini.
Resto dengan desain bernuansa klasik dan kental nuansa tempo dulu, beroperasi pukul 06.00 hingga 22.00 setiap harinya. Oleh karena itu, penikmat soto tak perlu khawatir akan kehabisan sajian berkuah kaldu yang lezat ini.
Swita A Hapsari
KOMENTAR